Kemarin
malam aku terlibat pembicaraan dengan salah satu sobatku, sobat kecilku sejak
jaman ingusan, sobat yang sudah lebih dari separuh usia kita saling mengenal.
Kita sudah lama terpisah karena aku yang pindah ke Jogja sejak delapan tahun
yang lalu. Tapi tidak ada kecanggungan diantara kami, aku juga heran padahal ku
kira aku akan menutup diri selamanya dari orang lain, ternyata aku masih normal
dan bisa lebih aktif bertanya padanya.
Aku cukup senang karena dia akan meneruskan di
Perguruan Tinggi yang sama denganku, begitu juga dengan sobat-sobat kecilku
yang lain yang tinggal disini. Perlahan angan-anganku untuk sekolah dan tinggal
menetap disini pun terbangun. Aku membuka hatiku dengan mendengar dan berbagi
dengan dia. Dia secara tersirat memberikan aku gambaran seputar dunia disini. Dia membangunkan aku dari tidur panjangku di Jogja, dia seolah menamparku karena aku tidak begitu peduli dengan calon dunia baruku. Walaupun mungkin berat kalau aku akan meninggalkan segalanya di Jogja. Tapi ini
konsekuensi dari pilihanku.
Disinilah aku menemukan kembali semangatku. Semangat
yang berbeda. Semangat yang tidak dimiliki teman-temanku di Jogja. Mungkin
tidak ada yang mengerti. Mungkin karena semangatku beda dengan mereka,
terkadang aku sering merasa sendiri. Hanya segelintir teman saja yang mampu
mengerti apa mauku.
Kini hatiku terbuka untuk memahami keadaan
disini. Tiga hari sudah jiwaku mengelana mencari dan merekam suasana disini.
Aku simpan kegundahan yang mengepungku dibalik semangatku yang terus berpacu dengan cerahnya
mimpi yang kan datang dalam genggamanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar