Sabtu, 25 November 2017

My Breastfeeding Story - Cerita Menyusui

Setelah aku bercerita tentang kehamilan dan melahirkan di post sebelumnya, kini aku akan bercerita tentang proses menyusuiku dari awal pertama kali hingga sekarang bayiku berusia 4,5 bulan.
Jadi setelah melahirkan, aku pertama kalinya menyusui bayiku secara langsung selama 1 jam. Alhamdulillah perlekatan kami benar, bayiku juga langsung bisa memposisikan mulutnya untuk menyusui dan menghisapnya. ASIku tidak langsung keluar memang, tapi dengan menyusui secara langsung dapat merangsang keluarnya ASI. Sebelum melahirkan aku mendapat masukan dari saudara dan ibuku agar aku sering memijat nipple untuk "melemaskan" menjelang nantinya akan menyusui bayi. Setiap hari aku melakukannya, sehingga aku optimis pasti aku akan bisa menyusui bayiku dengan lancar.
Hari pertama aku lancar menyusui bayiku, aku senang sekali rasanya karena bisa lebih dekat dengan bayiku. Menatap wajahnya, memegang tangannya, dan merasakan pelukannya. Namun di hari kedua, nippleku sebelah kiri mulai sakit sekali karena ternyata masih kaku. Hal itu wajar dialami di awal-awal proses menyusui. Jadinya aku mengganti menyusui di nipple kanan saja. Dan tak lama kemudian nippleku yang kanan juga sakitnya minta ampun.
Sekuat tenaga aku menahan sakit dan tetap menyusui bayiku, sampai akhirnya nippleku lecet dan timbul urat-urat di sekitar nipple, mungkin karena ototnya sedang adaptasi dengan aktifitas baru ini. Aku mulai tak kuat menahan sakit, dan sesuai saran saudaraku yang berprofesi dokter, aku mencoba memompa ASIku. Karena dikhawatirkan nanti kalau tidak kering malah jadi infeksi.


Pompa Manual

Dot untuk bayi usia NB-3bln

Ini hasil pompaku pertama kali. Dulu aku pakai dua pompa, yang menghisap manual seperti difoto dan pompa yang tinggal ditempel di nipple. Seperti ini

Breast Pump
Tapi ternyata pompa seperti itu tidak disarankan oleh bidan pada saat aku konsultasi. Karena pompa tersebut tidak ada aktifitas "menghisap dan melepaskan" nipple seperti menyusui langsung. Pompa yang bagus adalah pompa yang cara kerjanya seperti aktifitas menyusui langsung, seperti pompa manual yang ada di foto pertama, atau lebih jelasnya seperti ini

Pompa Manual

Sampai detik ini aku belum pernah mencoba pompa ASI elektrik, sepertinya cara kerjanya sama seperti pompa manual hanya saja menggunakan baterai atau listrik yang sangat memudahkan para ibu menyusui. Namun karena aku tidak berencana untuk Exclusive Pumping, jadi aku cukup dengan pompa manual yang sudah aku punya.
Balik lagi ke cerita memompa ASI, kurang lebih 1 minggu aku mengurangi pemberian ASI secara langsung dan mulai rajin memompa ASI, aku juga memberikan dot pada bayiku selama nippleku lecet dan sakit. Hal itu benar-benar menjadi kesibukan baru karena harus memompa ASI, mencuci dan menstreilkan dot dan pompa ASI, kemudian memberikan ASI tersebut pada bayiku. Ohya, alasanku memberikan dot karena dot adalah media yang paling mudah dibandingkan dengan pipet, cangkir, sendok dalam memberikan ASI kepada bayi, disamping itu bayiku juga tidak "bingung puting" ataupun tidak kecanduan dot, jadi aku merasa aman-aman saja.
Masuk ke minggu ke-2 aku mulai mengurangi pemberian ASI dengan dot alias direct breastfeeding atau menyusui secara langsung. Alhamdulillah bayiku lancar menyusuinya, dan nippleku sudah mulai "lemas". Saat menyusui aku juga menggunakan bantal tidur untuk menyangga tubuh bayiku yang masih mungil. Lalu aku diberitahu oleh saudaraku kalau ada yang namanya bantal menyusui, aku juga sudah mencobanya, dan besoknya aku langsung beli deh..hehe karena membantu sekali lho ternyata. Seperti ini lho bantal menyusuinya

Bantal Menyusui

Penggunaan Bantal Menyusui

Aku memakai bantal menyusui hanya sampai usia bayiku 2 bulan, karena dia sudah mulai membesar jadi badannya sudah tidak perlu disangga dengan bantal. 
Selama aku masih bersama bayiku, aku menyusuinya secara langsung. Memang kapan aku tidak bersama bayiku? dikarenakan aku masih berstatus mahasiswa tingkat akhir dan kampusku diluar kota, dengan sangat terpaksa aku memberikan bayiku dot. Tapi hal itu jarang sekali dilakukan, karena aku paling ke kampus sebulan 2-4 kali saja.
Aku salut dengan semua ibu-ibu yang menyusui bayinya, baik itu direct breastfeeding atau exclusive pumping. Karena keduanya sama-sama butuh perjuangan. Namun selama masih bisa menyusui langsung, mengapa tidak? Banyak lho keunggulan menyusui langsung, diantaranya

Manfaat Menyusui

Setelah menjadi ibu aku jadi sadar bahwa apapun yang dilakukan ibu untuk anaknya pasti itu adalah yang terbaik.
Segitu dulu aja sharing tentang menyusuinya, semoga semua busui dimudahkan dalam mengASIhi anak-anaknya, dilancarkan pemberian ASInya sampai usia anak 2 tahun karena ASI adalah hak si anak. Terdapat pula keutamaan ibu menyusui, yaitu
"Wanita yang menyusui anaknya, maka setiap tetesan air susu tersebut akan mendapatkan 1 pahala dan apabila cukup 2 tahun menyusui maka malaikat dilangit akan mengabarkan berita bahwa SURGA WAJIB BAGINYA".
Subhannallah 😊

Jumat, 24 November 2017

My Birth Story - Cerita Persalinan

Setelah melalui masa kehamilan yang cukup panjang, hari itu pun tiba. Aku diperkirakan akan melahirkan pada 18 juli 2017. Perhitungannya tanggal tersebut usia kandunganku adalah 40 minggu. Tanggal tersebut biasa disebut HPL atau Hari Perkiraan Lahir. Namun biasanya kelahiran bisa terjadi lebih maju atau lebih mundur dari waktu HPL.
Di usia kandungan 37 minggu, aplikasi kehamilan yang ku unduh di HP memberikan notifikasi bahwa aku sudah bisa melahirkan, atau bayi sudah cukup siap untuk dilahirkan. Aku lumayan dag-dig-dug saat itu, sudah membayangkan rasanya persalinan. Tinggal menunggu kontraksi atau pecah ketuban datang.
Tanggal 1 Juli pagi, aku mengalami flek warna kecoklatan cukup banyak. Aku agak panik karena sepanjang hamil aku tidak pernah flek. Siangnya aku dan suami langsung periksa ke RSIA Sakina Idaman, katanya ini tidak apa-apa, belum ada pembukaan. Kami disuruh datang kembali jika tanda-tanda melahirkan sudah jelas, misal ya itu tadi: kontraksi setiap 5 menit dengan durasi setiap kontraksi berlangsung 1 menit atau pecah ketuban. Ok, aku mencoba tenang.
Tanggal 2 Juli flek masih datang tapi tidak sebanyak kemarin. Aku mulai memperbanyak aktifitas yang akan mempermudah persalinanku, seperti jalan-jalan, enjot-enjotan di birth ball, senam, tentunya juga banyak berdoa. Aku juga sudah mulai packing baju-bajuku, suami, dan si bayi dalam sebuah tas besar. Huaaaa membuatku semakin deg-degan.
Tanggal 3 Juli pagi flek masih datang, warnanya agak merah seperti darah, namun tidak keluar darah. Aku berencana dengan suami jika besok masih seperti ini aku akan periksa lagi ke RSIA. Hari itu aku menghabiskan waktu dengan berbelanja daster untuk ibu menyusui, makan mie ayam, nonton bioskop, dan jalan-jalan di mall. Nah pas jalan-jalan itu aku merasa cekat cekit sampai aku berhenti berjalan. Kejadian itu sekitar pukul 20.00, aku minta suamiku untuk istirahat dulu di tempat duduk. Sekitar 15 menitan, kami baru pulang.
Sampai di rumah aku rebahan sambil mainan HP, sementara suamiku langsung tidur. Saat itu aku sudah mengunduh aplikasi untuk mengecek kontraksi. Jadi aku bisa lebih mantap pergi ke RSIA kalau kontraksiku mulai teratur. Aku tidak bisa langsung tidur saat itu karena tidak terlalu ngantuk. 
Pukul 22.30 aku merasa ingin pup. Saat itu aku hanya mbatin dalam hati, kalau bisa sebelum melahirkan aku harus pup dulu supaya nanti pas lahiran gak bareng dengan keluarnya pup. Soalnya pasti keluar deh kalo gak dikeluarin dulu, karena kita kan bakal ngeden banget.
Setelah pup aku mencoba tidur. Pukul 23.30 aku merasa seperti keram di perutku. Apakah ini yang dinamakan kontraksi? ujarku dalam hati. Aku segera menyalakan aplikasi cek kontraksi, setiap rasa keram itu datang aku tinggal klik. Lalu ketika kontraksi hilang klik lagi. Nanti dengan sendirinya aplikasi itu menunjukkan apakah kontraksi kita berjalan teratur atau tidak. Jika sudah lebih dari 5x, aplikasi itu memberi peringatan bahwa kita harus segera pergi ke RS.
Aku langsung membangunkan suamiku dan menceritakan semuanya. Pukul 00.15 kami berangkat ke RS dengan membawa tas besar menggunakan motor. Sesampainya di RSIA Sakina Idaman, aku ke resepsionis dulu. 

Aku: "mbak, saya udah kontraksi, mau cek pembukaan dulu bisa?"
Mb perawat: "nanti saya cek pembukaannya. Kontraksinya udah teratur mbak?"
Aku: "udah mbak, kayaknya ini beneran kontraksinya. (maksudnya bukan kontraksi palsu)"
Mb perawat: "kemarin kontrolnya sama siapa mbak?"
Aku: "saya sama bidan terus mbak, pokoknya hari itu adanya siapa ya saya sama beliau"
Mb perawat: "trus ini (melahirkannya) mau sama siapa?"
Aku: "sama bu Muslimatun bisa mbak?"
Mb perawat: "nanti saya hubungi beliau dulu ya mbak, biasanya kalau beliau tidak sedang diluar kota bisa"
Aku: "oke mbak"

Setelah itu aku dikasi selebaran data diri, kemudian langsung masuk ke ruang pra persalinan. Perawat memeriksa pembukaanku yang ternyata sudah masuk pembukaan 2. Sakitnya seperti keram perut, namun masih bisa ditahan. Perawat menyuruhku untuk tidur guna menyimpan tenaga untuk melahirkan. Suamiku ikut mendampingiku di samping, setiap kontraksi datang aku langsung meremas tangannya.

ini yang foto suamiku pas lagi nungguin aku kontraksi..


Pukul 03.00 perawat memeriksa pembukaanku, alhamdulillah masuk bukaan 5. Rasanya makin sakit tapi masih bisa ditahan, aku masih bisa jalan sendiri ke kamar mandi karena saat itu rasanya kebelet pipis terus. Perawat juga menginfokan bahwa bu Mus bisa membantu persalinan, beliau akan datang jika pembukaan sudah memasuki pembukaan 9. 
Pukul 04.30 aku mulai kesakitan yang cukup agak lumayan bisa ditahan dengan sekuat tenaga. Aku masih melaksanakan sholat subuh sambil duduk. Setelah subuh ini sakitnya masya Allah. Sebisa mungkin aku tidak teriak, selain karena malu-maluin, bikin ngedown tetangga sebelah, juga bikin tenaga abis. Aku cuma mringis sambil mengaduh pelan. Suamiku mengusap-usap kepalaku sambil terus menguatkan. Ibu dan bapakku juga sempat menengokku sebentar karena bapak harus segera terbang ke Jakarta naik pesawat paling pagi. Support orang-orang terdekat sangat membantu untuk ibu-ibu menjelang persalinan.
Pukul 06.30 aku makin gak tahan. Aku sempat merintih dan menangis. Aku bilang sama suamiku, "mas, tolong bilangin mbak nya, aku mau lahiran sama siapa aja gak papa, ini aku dah pengen ngeden banget". Rasanya tu kayak *maaf* pup udah diujung tapi kita gaboleh ngeden karena pembukaan belum lengkap. Tak lama kemudian bu Mus datang dengan seorang perawat. Bu Mus akan menolong persalinanku, beliau sudah mengenakan baju dinas yang rapi, subhanallah salut deh sama Wakil Bupati Sleman ini. Ditengah kesibukannya masih sempet nolongin persalinan.
Beliau memeriksa pembukaanku yang alhamdulillah sudah masuk pembukaan lengkap, beliau langsung memecahkan ketubanku dengan memasukkan alat seperti sumpit. Aku kira bakal sakit ternyata enggak. Rasanya anget-anget gimana gitu kayak ngompol. wkwk. Setelah itu beliau memberi aba-aba untuk aku mengejan. 
Mengejan pertama aku belum merasakan bayiku ingin keluar. Dalam hati, "ya Allah kok gak kerasa bayinya yaa, aku kuat gak ya ngeden-ngeden gini". 
Mengejan kedua, rasanya kayak ada sesuatu di mulut jalan lahir. Hwaaaaa itu kepala bayinya. Teriakku dalam hati. Bu Muslimatun terus mengarahkanku untuk terus mengejan.
Ya Allah, sumpah deh rasanya kayak pup. Gak sakit tapi kok gak keluar-keluar. Ya iyalah yang dikeluarin kan bayi. Suamiku juga memotivasiku dan doi bilang, "kepalanya dah keliatan, ayooo dikit lagi...dikit lagi.." Ntah itu kalimat keberapa dilontarkan oleh bu Mus dan suami. Akhirnya..
"oeekkk....oekk..." tangis bayiku pecah, yeee alhmadulillah dia sudah lahir dengan selamat dan sempurna. Tepatnya pukul 07:13 pagi, 4 Juli 2017. Maju 2 pekan dari HPL. Dengan berat badan 2,860 kg dan panjang badan 47 cm. Dan jenis kelaminnya sesuai dengan perkiraan USG, yaitu lelaki. "Selamat datang ke dunia, nak ganteng". Ujarku dalam hati.
Setelah itu sang bayi langsung dikerahkan untuk IMD (Inisiasi Menyusui Dini) denganku, dia ditaruh di dadaku namun dia belum ingin menyusu. IMD dilakukan sembari bu Mus menjahit jalan lahir si bayi.



Kala itu rasanya nano-nano, antara bahagia, terharu, tapi sambil kesakitan karena dijahit. Karen itulah pertama kali  ada anggota tubuhku yang dijahit dalam seumur hidup. Kemudian suamiku mengadzani telingan kanan anak kami, dan qomat di telinga kirinya. Aku masih tidak percaya peristiwa itu bisa berlangsung dengan lancar. Alhamdulillah, terimakasih Allah, semua ini karena kuasaMu. Hamba sangat lemah dan tiada daya saat itu, semua ini karena kemudahan yang Kau berikan.
Setelah IMD kurang lebih setengah jam, bayi diambil untuk dimandikan. Aku masih tergolek lemas namun tidak diberi infus. Aku dibantu untuk minum teh dan makan roti oleh suamiku, namun tiba-tiba rasanya aku mual, ternyata itu adalah efek dari obat bius yang diberikan untuk mengurangi rasa sakit ketika dijahit. 

Ini foto bayi kami setelah dimandikan..




Setelah itu aku dipakaikan pembalut nifas yang besar sekali. Kemudian aku dipindahkan ke kamar rawat inap menggunakan kursi roda. Sesampainya disana aku kembali menyusui bayiku selama setengah jam, hal itu dilakukan untuk melatih bayi agar bisa menyusui dengan baik dan memancing ASI untuk keluar. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. 
Masya Allah, di usiaku yang kala itu menginjak 22 tahun 5 bulan, aku sudah merasakan nikmatnya hamil, melahirkan, dan menyusui. Semua pengorbanan ini terasa mengharukan dan membahagiakan. Semoga Allah menghadiahkan surga untuk semua para ibu hebat di muka bumi ini. Salut untuk semua ibu-ibu. 😊
Bayi mungil itu kami beri nama Jawad Ahsanussholihin Fikri. Jawad artinya dermawan, Ahsan artinya baik, Sholih artinya juga sholih, dan Fikri artinya cerdas sekaligus nama ayahnya. Doakan ya semoga Jawad menjadi anak yang sesuai dengan arti namanya.


Segitu dulu aja ya sharingnya, next aku bakal cerita pengalaman menyusui. Walaupun aku belum lulus ASI Eksklusif 6 bulan karena anakku baru usia 4,5 bulan. Tapi gak ada salahnya kan berbagi. 😊
Stay tune on my blog.

Kamis, 23 November 2017

My Pregnancy Story - Cerita Kehamilan

Aku hamil di usia yang terbilang muda, yaitu 21 tahun 10 bulan. Which is aku "kosong" 10 bulan setelah menikah. Rencana punya anak memang agak sengaja ditunda karena aku ingin menyelesaikan kuliah yang pada saat itu tinggal beberapa matkul dan tugas akhir aja. Eh, alhamdulillahnya dikasih lebih cepat dari perkiraan. Aku hamil saat masih berstatus mahasiswa semester 7. 😀
Bulan pertama hamil aku masih biasa aja, bahkan sebelum tau kalo hamil aku sempet ndaki gunung andong di Salatiga sama suamiku. Saat itu adalah kali ke3 aku ndaki gunung tersebut. Gunung itu tingginya hanya 1726mdpl, treknya ga sulit, sebelumnya aku ndaki malah jalan cepet. Eh, taunya pas ini aku lemes luar biasa, rasanya kayak setengah sadar tapi gak sampe pingsan, trus ngos-ngosan banget. Jadinya aku cuma naik sampe setengah jalan aja, trus balik ke bawah lagi. Suamiku sampe gak percaya kalo aku ini bisa ndaki. Karena dulu jaman single aku sempet naik beberapa gunung. 
Lanjut di bulan kedua dan ketiga, aku dah mulai mual-mual. Nah, menurutku mual-mual ini hal yang paling gak enak saat menjalani kehamilan. Bahkan sampai disatu titik mual itu muncul bukan cuma pas ada pemicunya (misalnya disebabkan karena aroma tertentu), tapi kadang ga ada pemicu pun tiba-tiba ngerasa eneg, mual, trus muntah deh.
Oh iya, di bulan ini aku sering bolak-balik Jogja-Solo sendiri naik kereta prameks, trus ke kampusnya naik motor yang aku titipin di parkiran stasiun balapan. Nah, kadang untuk nyalainnya aku kudu nyelah motor berkali-kali sampe nyala. Alhamdulillah, si baby strong banget diajakin nyelah motor.
Di bulan keempat dan kelima, mual udah berkurang dan menghilang seiring bertambahnya usia janin. Tapi kali ini aku merasa cepet ngos-ngosan. Bahkan naik motor aja walaupun gak mampir pun aku ngos-ngosan parah. Rasanya capek banget. Di bulan ini aku mager banget. Gak mau nyentuh skripsi. Pengen goler-goleran aja di kamar. Nonton Youtube, stalking Instagram, Line Today, dll yang agak kurang berfaedah tapi menghibur. wkwk. Ohya, ngos-ngosan ini disebabkan karena si baby lagi butuh banyak asupan oksigen, jadi pengaruh ke pernapasan ibunya.
Masuk ke bulan keenam, tujuh, delapan perut dah makin blendung. Tapi ini saat-saat paling enak menurutku karena gak ngerasain mual dan ngos-ngosan seperti bulan-bulan sebelumnya. Aku bebas makan apa aja tanpa khawatir bakal mual, trus bebas beraktivitas seperti kayak belum hamil. Tentunya gak berlebihan yaa. Bahkan di bulan ini aku semangat banget konsul skripsi, so pasti ke kampusnya udah dianterin suamiku naik mobil. Di bulan ini aku juga sempet menempuh perjalanan ke Malang naik kereta untuk menghadiri pernikahan sepupu suamiku. Alhamdulillah semua aman.
The last bulan kesembilan. Aku mulai sering jalan-jalan pagi, jalan-jalan di mall, olahraga kecil-kecilan untuk memperlancar persalinan. Sebenarnya aku berencana untuk berenang dan ikut senam hamil tapi semua itu hanya wacana. wkwk. Aku senam sendiri dink di rumah, liat tutorial senam hamil di Youtube, lumayan ngirit lah yaa.. Kehamilan 9bulan ku ini juga bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, dan alhamdulillahnya puasaku full 100% tanpa drama. Maksudnya, gak pusing, gak kelaperan, gak kehausan, gak mual. Berkah ramadhannya kerasa banget. Bulan penuh ampunan, ibadah, dan berkah. Aku jadi makin semangat untuk berpuasa, sholat sunnah, tilawah, dan iktikaf di 10 malam terakhir (walaupun gak full 10 hari) untuk mengajarkan anakku supaya kelak menjadi anak yang sholih. Aamiin
Selama hamil aku selalu rajin kontrol di RSIA Sakina Idaman, Sleman, Yogyakarta. Selain ini adalah RSIA yang paling deket dari rumah, keluarga besarku dan suami banyak yang melahirkan disana. Dan karena kandunganku baik-baik aja, aku selalu kontrol ke bidan aja yang murah meriah. Bidan dan dokter sama-sama baik penanganannya dan banyak pengalamannya dalam menangani pasien.
Selama hamil pula aku gak minum susu hamil karena gak doyan sama sekali. Aku cuma mengonsumsi vitamin-vitamin yang diberikan oleh RSIA. Banyak mengkonsumsi kurma, buah-buahan, sayur-sayuran, daging, beberapa kali ikan salmon.
Banyak juga yang ngalamin pas hamil ada perubahan di kulitnya karena hormon, misalnya jadi kusam, jerawatan, kering, or berminyak. Nah, aku ngalamin perubahan yang tadinya aku "gatelan" di sekitar area mata dan bibir, pas hamil gatelnya hilang total. Jadi mukaku keliatan lebih bersih. Aku juga ga pake skincare macem-macem karena aku takut kandungan dan efeknya malah gak baik. Alhamdulillah, semua aman.
The last but not least, sebisa mungkin bumil harus mengamalkan amalan-amalan baik untuk si janin, misalnya mendoakannya, menceritakan kebaikan-kebaikan, mendengarkan tilawah, dll. Dibiasakan bertutur kata yang baik, selalu positive thinking and feeling karena sang janin juga dapat merasakan apa yang ibunya rasakan. Berikut doa-doa yang bisa dipanjatkan untuk para bumil:

رَبِّ Ù‡َبْ Ù„ِÙŠ Ù…ِÙ†َ الصَّالِØ­ِينَ
(Rabbi habli minash shalihin)

Artinya: “Wahai Rabbku, berilah aku keturanan yang shalih.” QS. Al Qashshash: 110.


رَبَّÙ†َا Ù‡َبْ Ù„َÙ†َا Ù…ِÙ†ْ Ø£َزْÙˆَاجِÙ†َا ÙˆَØ°ُرِّÙŠَّاتِÙ†َا Ù‚ُرَّØ©َ Ø£َعْÙŠُÙ†ٍ ÙˆَاجْعَÙ„ْÙ†َا Ù„ِÙ„ْÙ…ُتَّÙ‚ِينَ Ø¥ِÙ…َامًا
(Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun waj’alna lilmuttaqina imama)

Artinya: “Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” QS.Al Furqan:74.


رَبِّ اجْعَÙ„ْÙ†ِÙŠ Ù…ُÙ‚ِيمَ الصَّÙ„َاةِ ÙˆَÙ…ِÙ†ْ Ø°ُرِّÙŠَّتِÙŠ رَبَّÙ†َا ÙˆَتَÙ‚َبَّÙ„ْ دُعَاءِ
(Rabbij ‘alni muqimash shalah wa min dzurriyyati wa taqabbal du’a)

Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” QS.Ibrahim:40.

Aamiin..
And this is my maternity photoshoot 5 days before I got birth my son..




Segitu dulu aja sharingnya, untuk cerita lahirannya habis ini ya. Stay tune on my blog 😀

Rabu, 22 November 2017

My Priority

Tiada yang lebih mulia dari seorang istri daripada memprioritaskan suami dan anaknya. Ibuku dan ibu mertuaku adalah perempuan yang menyandang status ibu rumah tangga. 24 jam hidupnya untuk suami dan anaknya.
Kini bergilir aku yang menikmatinya. Nikmatnya mengurus suami dengan kasih sayang dan cinta yang halal, nikmatnya melihat tumbuh kembang anakku yang masih bayi. 
Semoga Allah selalu memberkahi hidup semua wanita yang lillahita'ala memprioritaskan kekuarganya ☺️

and, this two are my man, they are my priority...



Masya Allah... Tabarakallah.. ☺️☺️☺️

Senin, 20 November 2017

Become a supermom

Assalamualaykum semuanya... setelah sekian lama hengkang dari dunia per-blog-an akhirnya aku kembali lagi.
alhamdulillah kabarku baik, sekarang sudah 4,5 bulan aku resmi menjadi ibu dari putra kecilku, Jawad Ahsanussholihin Fikri. 


Masya Allah, tabarakallah.... sungguh masih antara percaya dan tidak, aku kini sudah menjadi seorang ibu. Luar biasa rasanya ternyata. Disamping menjadi ibu, aku juga masih dalam proses menyelesaikan skripsiku. Alhamdulillah sudah otw BAB 4, 2 minggu yang lalu baru saja semprop. 

Semoga bulan depan bisa pendadaran, dan wisuda bulan Februari. Tapi kuserahkan semuanya sama Allah, manusia hanya bisa berencana, berusaha, dan berdoa. Allah paling tau yang terbaik untuk hambaNya. ☺️

Jumat, 25 September 2015

Lets Move On

Lama tak menulis disini,  setelah aku memutuskan pindah lapak ke tumblr.
Aku hanya menertawakan tulisan-tulisanku yang super baper jaman dulu.
Beberapa kali aku menceritakan seseorang bahkan menggunakan nama lengkapnya.
Duh, ini oon apa terlalu polos ya saya.. Akhirnya tak hapus lagi deh. Sumpah isin banget.
Isinya kebanyakan puisi gak mutu, aku ge ngerti maknanya apa. Dulu sih pas jaman-jamannya lagi suka puisi ya ngalir aja gitu kata-katanya.
Yaudah deh...

Senin, 17 Agustus 2015

Dirgahayu Indonesiaku #RI70

🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Namaku Indonesia. Panggil saja Don. Hari ini usiaku tepat dua puluh tahun. 17 Agustus adalah hari yang bersejarah dan berkesan bagiku. Mengapa? Karena hari itu bertepatan dengan ulang tahun negeriku tercinta, Indonesia Mungkin itu salah satu alasan Ibu memberi nama yang sama.
🇮🇩Tujuh puluh tahun sudah Indonesia merdeka. Selama itu pula Indonesia memberi dan melayani kebutuhanku. Sandang, pangan, papan tersebar melimpah di bumi Indonesia. Semuanya ada bahkan teman-temanku dari luar negeri betah tinggal disini. Mereka tidak sendiri, orang tua dan sanak saudara mereka juga ikut berhijrah ke Indonesia.
🇮🇩Tujuh puluh tahun sudah Indonesia merdeka. Dua tiga tahun yang lalu,  dengan situasi yang sama aku merayakannya biasa biasa saja, yang aku tau hanya upacara bendera untuk mengenang pahlawan dan sarana syukur karena sekarang aku bisa sekolah dan tugas kita untuk mengisinya dengan hal yg bermanfaat. Aku sampai hafal isi pidato pembina upacara di sekolahanku. Yah, sekadar itu.
Namun, kini berbeda. Aku mendapat kan hidayah. Aku tak lagi menganggapnya biasa. Aku sudah mahasiswa. Aku tidak lagi malas-malasan, menghabiskan waktu dg hura-hura. Dulu Aku lebih suka nge-game daripada membaca buku. Aku lebih suka menghabiskan waktu berjam-jam nonton ftv atau film-film cengeng daripada membaca Al Quran. Ah, aku benar-benar berada di zaman jahiliyah.
🇮🇩Tujuh puluh tahun Indonesia merdeka. Harusnya semua rakyatnya makmur. Akses publik mudah. Perekonomian yang maju dan politik yang sehat tetapi ternyata keadaannya berbalik. Dulu, dengan kedangkalan berfikirku aku menganggap bahwa itu tugas para petinggi negara. Biar mereka yang meng-handle-nya. Sekali lagi, aku kini sudah berubah. Aku sadar bahwa itu juga tugasku dan tugas para pemuda Indonesia. Sekarang aku juga tau makna dari slogan "Ayo Kerja!". Kerja tidak hanya sekadar kerja keras tetapi kerja cerdas. Kerja tidak hanya butuh tenaga fisik tapi juga dorongan olah fikir. Kerja bukan sekadar berkeringat tetapi juga diiringi langkah yang cepat dan tepat. Kerja bukan hanya tentang penghasilan tetapi kontribusi dan perubahan.
🇮🇩Tujuh puluh tahun Indonesia merdeka. Semakin tua semakin besar PR dan tanggungjawabnya. Penjajah milenium aku menyebutnya. Tidak lagi menyerang dengan senjata. Globalisasi, ekonomi, pendidikan dan sektor lain tidak luput dari jajahan mereka. Sempat pesimis dengan kondisi yang demikian tetapi setelah aku melihat teman-teman sesama mahasiswa, para pemuda Indonesia dengan semangatnya yg membara, aku optimis -InsyaaAllah- Indonesia Bisa menjadi Indonesia Hebat!
🇮🇩Tujuh puluh tahun Indonesia merdeka. Dua puluh tahun aku berdiri di tanah Indonesia. Aku akan tetap menagih hak dan janji mereka, tapi aku tidak ingin berdiam diri saja. Kami, pemuda Indonesia, juga akan menunaikan kewajiban dan bertanya pada diri "Apa yang bisa ku berikan pada negeri?"
Kawan, Aku mahasiswa biasa. Aku tidak bisa bila sendirian. Aku butuh kalian. Mari kawanku, kita bersama berjuang di jalan-jalan yang sedang kita lalui. Secara kasat mata kita berada di jalur yg berbeda tetapi sejatinya kita menuju satu tujuan yg sama, untuk Indonesia. Menjadikan Indonesia tidak hanya Indonesia yg merdeka tetapi tempat dimana asma Allah yang semakin menggema. Tidak hanya melahirkan pahlawan tetapi para mujahid dengan takbir yang terus bersahutan. Allahu Akbar! 🇮🇩✊
 Aku Indonesia, Aku Bangga. Dirgahayu Indonesia, Indonesia Jaya!
Surakarta, 17 Agustus 2015.
Nadifa Salsabila Nizar