Minggu, 14 Desember 2014

Takut adalah luka psikis?

           Akhir-akhir ini aku menyadari sesuatu yang aneh pada diriku, yaitu rasa takut yang berlebihan. Rasa itu pertama kali muncul ketika di kosku ada kasus kemalingan sepeda motor. Beberapa hari setelah peristiwa itu, kosku kerap dihampiri oleh laki-laki yang mencurigakan. Dia memakai sepeda motor matic warna hitam. Pernah suatu subuh ada dua orang laki-laki datang ke kos, salah satunya mencoba masuk dengan membuka pagar, dan yang satunya menunggu di atas motor. Kemudian salah satu temanku menghentakkan meja dari dalam untuk mengagetkan orang itu. Benar saja dia langsung pergi alias tancap gas kabur. 
       Peristiwa itu sempat membuatku trauma mendengar suara sepeda motor matic yang melintas di sekitar kosku. Aku juga sangat takut jika suasana kos sepi, apalagi saat aku sendiri. Beberapa malam aku pun tidak berani tidur di kamar sendiri. Aku sempat beberapa kali menulis status di akun media sosialku tentang ini. Diantara teman-teman kosku yang lain, akulah yang paling terlihat ketakutan. 
           Aku pernah menanyakan tentang psikisku saat itu kepada temanku yang dia seorang alumni jurusan psikologi. Kata dia, mungkin aku pernah mengalami kekerasan atau segala bentuk kejadian yang membuat psikisku tertekan dan trauma, sehingga hal itu menyebabkan aku mudah dilanda rasa takut. Tapi aku mengelak. Aku merasa tidak pernah mengalami kejadian ekstrim yang melukai psikisku.
      Kejadian kemalingan dan dihampiri oleh orang mencurigakan itu sudah dua bulan berlalu. Aku sudah tidak takut lagi jika mendengar suara motor matic yang melintas di sekitar kos dan ketika harus sendirian di kos. Tapi rasa takut itu selalu muncul saat aku melihat, mendengar, dan membaca berita kriminal. Aku takut sekali, jantungku berdebar dan hampir ingin menangis. Aku kembali memikirkan kata-kata temanku dulu, apa mungkin aku pernah mengalami kekerasan.
             Secara lahiriyah aku memang tidak pernah mengalami kekerasan yang ekstrim. Tapi aku sering melihat dan mendengar kejadian kasar, sempat beberapa kali aku mengalaminya sendiri. Mungkin itulah penyebab dari "lukanya" psikisku. Perlakuan itu bukan dari orang asing yang jahat, melainkan dari anggota keluargaku sendiri, yaitu adikku yang besar.
            Dia memiliki luapan emosi yang belebihan dan sangat sensitif. Kalau marah dia bisa saja menampar, memukul, mencubit, bahkan misuh misuh. Aku sering menangis saat dia marah. Apalagi kalau dia begitu pada ibu. 
            Itulah kesedihan dan ketakutan terbesarku. Aku takut ibu dan adikku yang kecil kenapa-kenapa. Tapi untungnya ibuku sabar sekali, beliau tidak pernah marah bahkan tetap bersikap halus saat menanggapi kemarahan adikku. 
          Semoga aku saja yang merasakan ini, jangan adikku yang kecil, apalagi ibuku. Mungkin dzikir adalah cara terapi syar'i yang mampu menenangkan hati dan melenyapkan rasa takut dari pikiran yang tidak-tidak. 
           Lekas "sembuh" yaaa, Nai..

Senin, 17 November 2014

Persimpangan

Besok pagi aku kembali ke perantauan
Bersamaan dengan kamu yang kembali ke kampung halaman kita 
Aku ingin sekali bertemu dengan kamu
Walau hanya di persimpangan
Merasakan keberadaanmu yang semakin dekat
Menggebu suasana hati dalam perjalanan
Merindu semakin membuncah riang Mata yang tak bertatap, jua raga tak berjumpa
Semoga kelak kita tidak sekedar bertemu di persimpangan.

Dan
Aku menunggu waktu itu tiba

aqswdefgybbczd

Terkadang ada rasa senang,
Tapi kadang benci
Saat kamu mencari keberadaan saya
Karena saat kamu mencari saya, kamu pasti langsung memberi saya amanah.
Kamu cuek, saya tidak suka.
Tapi saya suka kamu sebagai partner saya. Kamu total dan tegas.
Saya harus menyesuaikan kamu.
Tapi waktu tinggal sebentar lagi
Semoga saya tidak bikin kamu.kecewa lagi..

Persimpangan

Besok pagi aku kembali ke perantauan
Bersamaan dengan kamu yang kembali ke kampung halaman kita 
Aku ingin sekali bertemu dengan kamu
Walau hanya di persimpangan
Merasakan keberadaanmu yang semakin dekat
Menggebu suasana hati dalam perjalanan
Merindu semakin membuncah riang Mata yang tak bertatap, jua raga tak berjumpa
Semoga kelak kita tidak sekedar bertemu di persimpangan.

Dan
Aku menunggu waktu itu tiba

Kamis, 06 November 2014

Suatu hari nanti

Suatu hari nanti akan ada seseorang yang

Mengajakmu untuk sholat berjama'ah

Menyuruhmu untuk selalu makan yang banyak

Mengingatkanmu untuk menutup aurat yang rapat saat hendak berpergian

Memuji tubuhmu yang kurus kering

Mendengarkan setoran muroja'ah hafalanmu

Memarahimu karena nekat naik motor untuk perjalanan jauh

Menunggumu pulang larut malam karena keretanya terlambat

Meminjamkan pundaknya untuk bersandar saat kau lelah

Memberimu jaket saat kau menggigil kedinginan

Memperhatikan kesehatanmu

Dan segala bentuk tanggungjawab yang tulus karena
Mencintaimu.

Selasa, 04 November 2014

Serius

Serius itu makna yang dalam, tidak sedangkal yang kamu dan aku rasakan.
Menjaga hati saja tidak cukup.
Dan bukan sekedar berusaha memantaskan diri.

Tapi aku belum pantas untuk memulainya
Walaupun hati menuntut kepastian

Aku ingin mendengar dengan telingaku
Melihat dengan mataku
Dan merasakan dengan hatiku

Bahwa serius itu memang benar
Adanya.

Senin, 03 November 2014

Singkat cerita

Belum genap satu tahun aku mengenal sosok yang satu ini. Pertemuan pertama kami terjadi bulan Desember 2013. Kami sudah saling tau, tapi tidak menyapa.
Dia anak kedua dari enam bersaudara. Salah dua adiknya pernah sekolah di tempat yang sama denganku. Tapi aku dan mereka tidak pernah beronteraksi, hanya saling kenal saja.

Dari segi usia dan pemikiran, dia jauh lebih dewasa dariku. Tapi hal itu tidak menjadi halangan dalam pertemanan kami. Banyak hal yang kupelajari dari pengalamannya, keahliannya, dan pengetahuannya yang jauh lebih banyak dariku.

Kami sama-sama orang melancholis, dan sangat suka irama yang sendu. Kami suka bermain alat musik, tapi dia jauh lebih handal dari padaku. Itulah kenapa sebabnya aku ingin belajar bermain alat musik yang belum bisa dia mainkan, yaitu biola. Kami juga suka fotografi, hampir setiap foto yang dia post di akun instagramnya aku menyukainya. Dia pun juga begitu.

Instagramku juga diikuti oleh dua adiknya dan seorang calon adik iparnya.
Aku merasa sepertinya dia menceritakan aku kepada saudara-saudara kandungnya, calon adik iparnya, dan teman dekatnya. Terbukti dari mereka yang mulai memfollow instagramku.

Aku hanya berani menceritakan kisah  pertemanan kami ini pada ibuku. Tapi aku pernah mengumpamakan sosoknya dalam  sebuah pertanyaan yang aku ajukan untuk bapakku.

Selasa, 28 Oktober 2014

Ada-ada Saja.

Ada-ada saja gejolak dalam berorganisasi. Walaupun periode 2014 hampir berakhir, tapi bukan berarti semuanya selesai. Justru keadaan semakin klimaks.

Di ukmi kemarin baru saja departemenku mencetak 1000 eksemplar majalah inspire, biasanya hanya 500, namun karena kemarin ada rapimnas jadi ketum minta dicetak lebih banyak karena akan dibagikan ke peserta rapimnas juga. Tapi efeknya kami jadi nombok 2,5 juta dan sekarang bingung gimana caranya buat nutupin kekurangan itu.

Lalu di bem aku sepertinya agak disebeli sama temen satu bidang. Suasanannya hampir sama seperti di dewa jaman sma dulu. Setiap didiemin, disengakin, dibentak, aku cuma bisa mendem nangis. Sakit sih. Tapi aku harus bertahan. Aku ga boleh ngadu sama yang lain, apalagi mas mentri. Kasihan beliau, pasti beliau bakalan sedih kalau keadaan staffnya yang seperti ini. Ada yang marahan, ada yang timbul hilang, yah begitulah.

Tekanan ini memang nggak seberapa. Jangan mengeluh, jangan berlebihan kalau curhat sama oranglain. Pokoknya jangan menghindar dari masalah, teko hadapi wae.. Insya Allah pasti akan berkahir bahagia dan berpahala.. Semangat, Naila ku sayang :*

Cukup Tau


Mengetahui keberadaanmu yang sering membersamainya
Langkah kaki yang selalu beriringan saat ingin menuju ke tempat yang sama
Tatapan mata yang saling menyinari
Seutas senyum yang terus berbalas hingga menjadi tawa
Bahkan status media sosial kalian pun serupa

L to the L, but L not for L

Ini bukan tentang cinta segitiga
Salah juga kalau menuduh aku cemburu

Namun L memang bercerita tentang aku, kamu,
Dan dia.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Kekaguman yang Terlambat


Seorang ikhwan, mahasiswa jurusan Biologi angkatan 2011. Rapat sore hari itu dipimpin oleh beliau. Baru kali itu aku bisa melihatnya secara langsung dalam sebuah rapat, karena biasanya dihalangi oleh hijab. Tanpa kusadari aku telah menatapnya sedikit lamat.

Beliau menduduki jabatan tertinggi di sebuah organisasi yang aku ikuti. Aku suka dengan fisik pemimpin yang ideal dan proporsional seperti beliau. Tidak gemuk tapi berisi. Tidak terlalu tinggi tapi tegap. Suaranya lembut bernada tegas. Tatapan matanya menyala. Membuat semua orang menghormati dan menyeganinya.

Beliau mulai mengabsen satu persatu staff-staffnya. Apabila ada yang berhalangan hadir dia bertanya siapa namanya, apa bidangnya, alasan apa berhalangan hadir. Walaupun memakan waktu yang lama, tapi beliau berusaha mengetahui dan memperhatikan keadaan para staffnya. Tidak ada salahnya bukan kalau seorang pemimpin memiliki rasa keingintahuan yang tinggi tentang siapa yang dipimpinnya. Tujuannya agar staffnya merasa dianggap, diperhatikan, dan dibutuhkan keberadaannya. Namun alangkah lebih baik kalau pemimpin tersebut bertanya di forum terbuka agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Aku terkesan dengan caranya memimpin.

Di akhir rapat beliau berpesan pada kami bahwa setiap kegiatan yang kami lakukan adalah salah satu bentuk pengabdian kami bergabung dalam organisasi ini. Setiap tetesan keringat yang keluar dari dahi kami akan memberatkan amal kami di hari akhir nanti. Hati yang memendam keluh kesah dan amarah akan menguatkan hati kami dalam menghadapi hidup yang keras ini.

Sayang sekali, aku terlambat menyadari betapa istimewanya kepemimpinan beliau.  Kepengurusan periode kami akan selesai akhir tahun ini.

Sungguh beruntung beliau diberi kesempatan untuk mengemban amanah sebagai ketua umum unit kegiatan mahasiswa islam terbesar di Universitas kami. Sungguh iri hati ini mengetahui beliau selalu disibukkan dengan aktivitas mulianya demi agama Allah.

Semoga rasa cintamu untuk Islam tidak berkurang setelah jabatanmu berakhir. Islam sangat membutuhkan pemuda sepertimu. Semoga Allah memudahkan langkahmu untuk memasuki jannahNya, mas Hanafi.

Maafkan Aku.

Permohonan maafku padamu, mas Hanafi, mas Rowi, mbak Sasa, mbak Eva, Maulida.

Aku belum bisa menjadi staffmu yang baik. Aku mengabaikan tugasku karena sifatku yang kekanak-kanakan. Aku salah menghadapi keadaan. Aku kalah dengan egoku sendiri.

Aku akui semua pengurus, kecuali aku, memang luar biasa. Mereka punya totalitas yang tak kalah tinggi sepertimu. Aku bahagia melihat kalian begitu bersemangat dan sepenuh hati menjalankan amanah. Aku tahu ini adalah sebuah kesalahan. Berlinang air mata aku teteskan sebelum aku memutuskan untuk pergi. Lelah aku menahan, pedih aku rasakan. Ntah mengapa aku merasa lebih tenang. Aku tidak menyesal dengan apa yang aku perbuat.

Namun suatu hari nanti aku pasti akan merasakan akibatnya. Aku telah menodai rekam jejakku dalam organisasi ini. Aku tidak akan lagi dipercaya sebagai orang yang beramanah dan pastinya menanggung rasa malu.


Maafkan aku.

Selasa, 21 Oktober 2014

Dakwah

        Waktu sudah menginjak akhir bulan Oktober. Menandakan kepengurusan sebuah UKM tahun 2014 akan segera berakhir. Saat ini aku mengikuti 3 UKM di kampus, yaitu BPPI (lembaga dakwah fakultas), BEM F, JN UKMI (lembaga dakwah universitas). Terkadang aku merasa tidak totalitas di masing-masing UKM tersebut. Apalagi dulu ketika liburan aku benar-benar dengan sengaja mengabaikan tugas di ukmi, tapi Daru dan mbak Sasa tidak pernah lelah mengejarku lewat sms dan WA kepadaku. Di bem pun aku merasa kontribusiku kurang, di kementrianku sendiri aku sering tidak ikut kegiatan mengajar di dusbin karena faktor waktu mengajarnya yang malam hari. Kalau di bppi aku rajin ikut sekolah muslimah, kepanitiaan acara besar bppi, trus aku lumayan sering mampir ke mushola ketemu sama temen-temen bppi. Aku memang paling merasa solid disana.
     
          Aku mulai berpikir, apakah nanti aku akan lanjut di ketiga ukm tersebut atau tidak. Aku mulai galau. Mas Hafid selaku ketua umum BPPI kemarin sempat bilang, untuk apa kita hanya berani berdakwah di tempat yang sudah nyaman untuk berdakwah. Misalnya dengan bergabung dengan teman di bppi saja, tanpa membaur dengan teman diluar bppi. Dari luar memang keliatan eksklusif, tapi nilai dakwahnya NOL. Benar-benar makjlebjleb.

        Semula aku ingin melepaskan bem karena kupikir duniaku bukan disitu. Aku tidak terlalu aktif berdiskusi masalah politik. Aku juga jarang mengikuti kegiatan yang diadakan bem seperti sabtu seru, kajian politik, dll. Tapi aku kembali diingatkan dengan satu kata itu, "dakwah". Tidak mesti di bem sih, tapi paling tidak aku bergabung di komunitas yang memiliki peluang yang menantang untuk berdakwah.

      Dakwah yang aku maksud disini adalah saling mengajak dan mengingatkan temen-temen kepada kebaikan. Walaupun hanya sekedar mengingatkan makan jangan sambil berdiri, sholat tepat waktu bagi yang muslim, sholat berjamaah, puasa sunnah, dll. Kemudian kita juga harus bisa membaur dengan mereka tapi tetap harus memiliki batasan agar nilai dakwahnya tidak luntur. 

          Bppi dan jn ukmi memang zona yang keterlaluan nyaman untuk belajar dan menyampaikan dakwah. Karena orang-orang di dalamnya punya satu tekad dan prinsip yang sama menuju ridho Allah SWT. Terimakasih Allah, Kau telah menggerakan hatiku untuk bergabung bersama mereka. Akan kuhabiskan masa mudaku untuk belajar mengenalMu dan Islam bersama orang-orang yang soleh dan solehah di sekitarku.

         Dakwah menjadi alasan mengapa aku harus keluar dari zona nyaman ini.


Nothing me

Bisa apa aku ni..
Olahraga ga bisa. Nulis karya ilmiah udah males. Diskusi ga nyambung. Desain amburadul parah. Presentasi apa mbacain kertas tu intinya ga bisa presentasi yang bener lah. Bisnis juga masih ogah ogahan dan ga punya modal. Hafalan susah banget dapet moodnya.
Aku ga bisa apa-apa. Aku payah. Tidak berkompeten. Buang saja aku ke laut. Karena manusia macam aku hanya menjadi sampah di bumi ini.

Senin, 20 Oktober 2014

I love my mother so much :*

Terimakasih ibu..
Ibuku yang cantik
Ibuku yang sabar
Ibuku yang sholihah
Alhamdulillah, engkau adalah anugerah yang tak ternilai harganya untukku
Aku mencintaimu, walaupun mungkin tidak sebesar cintamu untukku
Aku menyayangimu, walaupun tak pernah ku ucapkan dengan lisanku
Aku membutuhkanmu, walaupun kini ku jauh tapi doamu begitu berarti bagiku
Aku merindukanmu, kini aku sadar betapa berarti setiap detik yang aku lalui bersamamu...

Happy and Sad

Banyak cerita menyenangkan dan cerita sedih yang terjadi saat kepulanganku ke rumah kemarin. Aku mulai dari cerita senangnya dulu. Kemarin aku tidak sengaja melihat dik Khori membuka buku belajar membaca kemudian muncul suara dari bibirnya, “ja ji ju a da ha ji di ma na ma na”, celotehan mengejanya membuatku kagum dan terharu. Cepat sekali dia berkembang, padahal sebulan yang lalu dia belum hafal semua huruf. Kemudian kami berdua sempat dua kali bermain sepeda di hari minggu, yaitu pagi dan petang. Pagi hari ketika kami bersepeda, tiba-tiba di depanku ada ayam warnanya pink, aku langsung memanggil dik Khori dan menunjukkan padanya. Dia berkomentar, “Ayamnya cantik sekali, badannya warna pink, sayapnya putih, pasti dia perempuan”. Sontak saja aku tertawa. Kok ya bisa-bisanya dia tau kalau pink itu identik dengan perempuan. Aku senang sekali bisa memenuhi permintaannya untuk bersepeda bersama-sama.
Pertama kali kita bertemu hari Jumat siang sepulang dia sekolah, awalnya dia senyum-senyum malu, tapi kemudian dia berjalan ke arahku dan memelukku erat sekali. “Mbak Lala lama sekali perginya, berarti nanti di rumahnya juga lama ya.” begitu katanya. Aku hanya bisa senyum terharu.
Dia juga semakin pintar bercerita tentang banyak hal, salah satunya yang membuat dia terkesan adalah melihat prosesi penyembelihan hewan qurban sepekan yang lalu. Dia menceritakan sampai detail sekali seperti apa yang dia lihat. Bahkan dia menceritakan bagaimana bentuk gigi kambing dan sapi itu sendiri. Dia pun menceritakan dengan wajah yang serius dan ekspresif, pokoknya penghayatannya dapet banget lah.
Selain cerita tentang bahagianya bertemu adikku. Aku juga melepas rindu dengan dua orang temanku yang hebat. Mereka datang ke rumahku dengan waktu yang berbeda. Temanku yang pertama datang hari jumat sore, aku sempat memberikan hasil rajutanku sebagai kado ulangtahunnya yang ke 19, alhamdulillah dia suka, semoga bermanfaat. Kemudian aku mengajaknya makan di bakmi pur dekat rumahku sambil dia menceritakan pengalamannya kuliah di dua perguruan tinggi, dan lain-lain. Temanku yang kedua datang hari sabtu pagi, dia membawakan pesananku yaitu buku tahunan dan foto softfilenya di flashdisk, dia juga membawakan kebab 3 bungkus, kebetulan dua bulan terakhir ini dia nyambi berbisnis kebab dan alhamdulillah laris manis. Pokoknya temen-temenku itu hebat-hebat banget, yang satu punya semangat luar biasa menimba ilmu, yang satu lagi pinter berbisnis di usia muda. Wah cocok banget tu mereka. #lhooo
Berlanjut ke cerita sedih...............
Hari Minggu sore aku sedang asyik merajut di depan tv. Ibuku mendekatiku dan memulai bercerita. Aku ingat sekali kata-kata pembukanya seperti ini, “Nok, jumat kemaren mas Alfa di marahin orang lho”. Aku kaget dan menghentikan merajutku. Ibuku mulai menerangkan kronologinya, dan hatikupun perlahan teriris pedih. Mas Alfa memiliki rasa tidak suka yang berlebihan jika apa yang sedang dia pikirkan saat itu, dipikirkan juga oleh oranglain alias pikirannya sama. Jadi kejadiannya, sepulang mas Alfa terapi sore hari, dia mengajak ibu dan dik Khori mampir ke bawah jembatan dekat stasiun lempuyangan untuk melihat kereta yang lewat. Kedua adikku ini sangat suka sekali dengan kereta dan pesawat.
Di samping kiri mas Alfa ada seorang anak kecil laki-laki yang sedang disuapi sate oleh ayahnya. Anak kecil itu juga sedang menunggu kereta lewat sambil berceloteh tentang film kartun Thomas, kemudian mas Alfa sontak membentak, “Hey, yang tau itu aku aja”, rupanya mas Alfa saat itu pun sedang mengkhayal tentang film kartun Thomas and his friends. Seolah mas Alfa berada di tengah suasana yang persis berada di film itu. Ibuku lalu mengusap-usap punggung mas Alfa supaya dia tenang dan tidak marah-marah. Tapi dia malah semakin reaktif kemudian memukul anak kecil itu karena sudah tidak tahan. Ibuku beristigfar dan memberi pengertian terus ke mas Alfa. Tiba-tiba ayah dari anak itu melempar piring yang berisi sate ke mas Alfa dan memakinya, “Awas Mati kowe!” kemudian mas Alfa lari sambil berteriak, “Ampun pak ampun!”. Bapak itu emosi sekali dan mencari batu besar untuk melempari mas Alfa, dia seperti kesetanan, “Lunga kowe! Lunga!” dia benar-benar ingin mengusir mas Alfa. Ibuku yang sudah berusaha minta maaf juga dibentak seperti itu. Ntah antara malu dan takut karena dilihat banyak orang, ibuku sampai menghiraukan dek Khori yang sedari tadi sudah mengikutinya di belakang. Setelah itu ibu dan adik-adikku langsung pulang. Di Sepanjang perjalanan mas Alfa bercerita tentang tragedi itu tadi dengan perasaan yang tidak tenang.
Aku sebenarnya ingin sekali menangis. Mas Alfa memang istimewa. Tapi tidak semua orang paham dengan keistimewaannya. Termasuk aku sendiri. Aku masih belum bisa mengerti mengapa hal yang menurut kita sepele bisa membuat dia emosi hebat dan berlebihan. Kalau sedang emosi dia bisa sampai memukul, merusak barang milik kita, menyiram dengan air, dll. Perlakuannya itu terlalu menyakitkan. Tapi percuma juga kalau kita marah dan sakit hati, dia pun tidak akan mengerti dan peka.
Malam terakhir di rumah aku justru menangis di kamar. Kejadian tentang adikku, ibuku, dan seseorang yang telah berubah itu membuncahkan emosiku. Rasa khawatir berkelebatan di pikiranku. Bahkan aku sampai meninggalkan rajutan dan makan malamku.
Sampai detik ini aku menulis, aku masih tidak bisa menahan air mataku memikirkan mereka. Mereka yang aku cintai sepenuh hati. Mas Alfa dan dik Khori, jadilah anak yang baik dan soleh. Ibu, semoga selalu diberikan kelapangan hati dan ketegaran menghadapi tingkah laku anaknya yang diluar dugaan. Dan seseorang yang tidak bisa aku sebukan dia siapa, semoga aku tidak lagi mengkhawatirkan perubahanmu agar aku bisa melewati hari-hariku dengan tenang. Semoga kita akan baik-baik saja dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin
Allah memberikan senang dan sedih dengan seimbang agar aku tidak lengah dan selalu beryukur disetiap butiran kenikmatan dan kesedihan dalam hidup ini. 



Selasa, 14 Oktober 2014

You're the One


I thought of this over a million times 
Who would have ever thought that it will be our time?
I just know it, cause you're the one
It ain't a selfish love, when I'm with you
You remind me of Allah and so I know it's true
I just say it
You are the one

Won't you be my BFF and ever? 
Won't you be my partner after this world?
We'll see it 
When we believe it together 
Dreams are meant to be 

Cause you are the one for me

I never thought that i would feel this way 
I ask Allah to bless you every single day 
I'll just say it 
Cause you're the one 
And when the times are tough 
And we have got the world to see 
Standing right beside you is where I want to be 
I just know it 
You're the one

I prayed about this just over a million times 
Who would ever thought that I could call you mine 
I just know it 

Cause you are the one 
And when there's gray in our hair 
And we have not much to do 
I want to spend the rest of my days with you 
Oh don't you know it? 
You are the one 
You are the one  

Oh won't you be the one? 

Senin, 06 Oktober 2014

Perempuan Mandiri

Perempuan mandiri, tetap butuh dilindungi. (Kurniawan Gunadi)

Meminta perlindungan bukan berarti dia lemah. Begitu juga mandiri juga tidak bisa selalu diartikan dapat melakukan apa-apa seorang diri. Pengamanan seorang perempuan pasti akan jauh lebih terjaga bila ada kaum laki-laki. Seorang perempuan tak perlu sungkan untuk meminta tolong teman lelakinya untuk mengantarkan dia pulang pada malam hari sampai rumah demi keamanan, namun harus tetap dalam batasan yang syar’i. Jangan mentang-mentang minta dianterin ke rumah terus jadi boncengan gitu, atau menjadikan alasan keamanan sebagai ajang pedekate.

Kalau kamu perempuan, kamu harus pulang dibawah jam 8 malam. Kalau melewati jam itu sebaiknya kamu jangan pulang sendirian, atau sekalian saja kamu nginep di rumah temanmu apabila sedang mengerjakan tugas kelompok.


Kalau kamu laki-laki, jangan biarkan ibumu dan saudara perempuanmu sendirian. Apalagi kalau sudah larut malam. Mereka adalah perempuan terdekatmu yang harus kamu jaga sebelum kamu menikah J

Minggu, 05 Oktober 2014

Aku Berbeda, Aku Tak Sama.


Yang membedakan aku dengan perempuan-perempuan seusiaku saat ini adalah aku tidak suka nonton film drama korea. Hampir semua temen-temen di kosku ketagihan nonton itu, kalo udah nonton pasti mendem di kamar berjam-jam, ada juga yang sampe rela begadang. Adalagi namanya film Running Man, ya sama-sama produk Korea juga, sebenernya itu bukan film sih tapi semacam Reality Show gitu. Dan Katanya sih LUCU. Tapi kenapa waktu aku nonton, aku nggak ketawa ya. Lucu dibagian mananya sih? Atau emang akunya yang gak dong-an kali ya.
Sebenernya aku agak iri sih kalo temen-temenku bahas yang berbau-bau Korea gitu. Aku merasa asing banget. Ya tapi gimana lagi, wong aku juga udah sudah mencoba nonton drama, tapi tetep aja aku nggak ketagihan, bahkan satu episode pun aku gak selesai nontonnya.
Kalo masalah Korea sih sebenernya aku ga suka sejak SMA, jadi itu dah lawas banget. Masalah barunya sekarang adalah aku nekat menghapus aplikasi medsos yang paling getol dipakai orang-orang jaman sekarang dari HPku, yaitu whatsapp, BBM, dan aku menutup akun Facebook untuk sementara. Sebenernya awalnya tu karena aku sedang menghindari seseorang. Tapi beda-beda orangnya, di WA aku menghindari dihubungi si A, di BBM menghindari si B, di FB menghindari si C.
Sebenernya yang paling fatal sih aku medeactive akun Fbku itu. Di FB info-info rapimnas lagi getol diperbarui, trus pembuatan majalah Inspire juga masih setengah jalan tapi naskah ku udah aku kirim sih. Tapi kendalanya aku sebagai sekred ga bisa memantau temen-temen yang belum ngirim naskah sama desain padahal ni udah mau deadline nya.  
Kalo WA sama BBM aku terganggu sama percakapan pribadi ke orang jadi gak begitu berdampak banget, walopun harus rela gak eksis di grup. Hehe. Tapi aku masih aktif Line kok, soalnya disitu ada grup kelas Manajemen C, itu yang paling penting diantara grup lainnya menurutku. Lha sekarang kewajibannya harus kuliah yang bener dan fokus dulu, sementara organisasi itu hukumnya sunnah. Hehe alibi
Walaupun aku ini ngga suka drama korea, ga punya Whats app, BBM dan FB, aku masih bisa hidup bahagia kok. Apalagi sekarang aku punya hobi baru, yaitu merajut. Menurutku merajut itu produktif banget buat mengisi waktu senggang (baca: waktu yang biasa aku pakai untuk memakai aplikasi WA,BBM, dan FB). Dalam kurun waktu 2 bulan aku sudah menghasilkan puluhan bunga dengan model yang berbeda, dan aku sudah mendownload puluhan video tutorial merajut. Macam-macam sih, ada tutorial membuat bunga, bandana, sepatu bayi, tas, wadah HP, gantungan kunci, dll. Kalo temen-temen lain kecanduan film korea, aku malah kecanduan video tutorial merajut. Haha.
Yah, disekian panjang lebar ceritaku memang ada sisi positif dan negatifnya sih. Semoga keputusanku ini lebih banyak mendapat sesuatu yang bermanfaat dan positifnya, ya.


Jumat, 03 Oktober 2014

Pencemburu

Aku adalah perempuan yang sangat pencemburu

Ketika perempuan lain yang kau sebut namanya

Ketika kau sedang berdekatan dengannya

Hatiku langsung terbakar

Walaupun begitu, mungkin mereka akan

Jauh lebih cemburu

Jika tiba nanti aku yang kau pilih

Menjadi pengisi harimu di

Masa depan kita.




Senin, 22 September 2014

#20factsaboutme


1. Buah hati paling cantik dari pasangan bp Hanan Wihasto dan ibu Sapta Wulandari  
2. Kakak dari 2 jagoan ganteng, mas Alfa (15th) dan dek Khori (5th)
3. Alergi seafood. Kalo makan itu tenggorokan jadi gatel dan panas.
4. Kalo sendawa volumenya ga nyantai, walopun mulutnya udah mingkem.
5. Berat badan ga pernah sampai di angka 45 kg, padahal idealnya 50 kg.
6. Pernah berobsesi jd anggota paskibraka, tapi sayang masih terlalu pendek.
7. Alergi dingin dan debu. 
8. Agak Melankolis tapi dominan Sanguinis.
9. Punya dan suka main gitar sejak 18 Agustus 2008 
10. Terobsesi menikah muda. Targetnya dibawah usia 25th. Haha
11. Kalo hati lagi menggebu-gebu bisa nulis puisi dan berlembar-lembar curhatan di blog.
12. Demen foto loncat. Rasanya ada kepuasan tersendiri dpt pose melayang.
13. Lebih suka difoto daripada motoin alias i'm photogenic. Dan sadar kamera bgt.
14. Waktu SMA ada adek n kk kelas yg bilang klo mukaku mirip org Korea. 
15. Sejak SMA lebih antusias menggarap tugas dri organisasi daripada tugas akademik. Begitupula dgn pertemanan, lebih akrab dgn tmn organisasi drpda tmn sekelas.
16. Lebih suka kegiatan yg mengasah motorik dan banyak gerak seperti merajut, bermain gitar, menari, dll. 
17. Kenangan patah hati yg plg menyakitkan wkt kls 3 SMP, dan kenangan jatuh cinta paling berkesan wkt awal SMA.
18. Sangat suka mbolang.. Udh merasakan pergi ke luar propinsi, luar pulau, dan luar negeri  
19. Numpang lahir di Jkt, dibesarkan di Bogor, TKnya di Bandung, trus balik lagi ke Bogor sampe kls 4 SD, th 2005 pindah ke Jogja sampe skrg. Setaun belakangan merantau ke Solo. Dan skrg klo ditanyain asli mana, jawabannya Jogja  
20. Sangat menjaga pola makan dan menyukai sayur-sayuran


Minggu, 25 Mei 2014

Kenangan

Di sekian keadaan yang kau lewati bersamanya
Kini hanya menjadi kenangan di akhir cerita
Mungkin aku tidak hidup dalam keping-keping masa lalumu
Tapi aku akan menjadi bagian cerita hidupmu di masa depan
Lihat saja nanti.

Minggu, 18 Mei 2014

Tentang mas Alfa

Mulai kemarin mas Alfa mengikuti kegiatan perkemahan dalam program "Leadership Camp" di Kulonprogo yang berlangsung pada 18-22 Mei yang menjadi agenda sekolahnya, SMP Tumbuh Yogyakarta. Capaian program ini adalah membentuk pribadi siswa yang mandiri, perduli, suka bkerja & hal baik lainnya yang bisa menjadi landasan sifat pmimpin. Tahun lalu saat masih kelas 7, mas Alfa belum berani ikut kemah & memang masih mengkhawatirkan mengajaknya serta mengingat kondisinya sebagai anak autis yang cenderung agresif ketika menjumpai atau mengalami hal-hal yang baru.
Saat ini walaupun masih belum stabil dalam mengontrol emosi, guru-guru berhasil membujuk & mas Alfa bersedia untuk terlibat dalam kegiatan ini & karena yang ada dalam pikiran sederhananya adalah berkemah berarti tidak tidur di rumah, maka yang dia siapkan adalah membiasakan diri tidur dalam slaeping bag, tidur malam dengan jendela kamar terbuka, alasannya siapa tau nanti tendanya bolong-bolong jadi ada angin masuk. Pun dia mandi pagi dengan air dingin walau setelahnya dia pasti bersin-bersin tapi dia tetap semangat. Untuk anak autis yang memiliki irama aktivitas monoton, tentu saja ini tidak mudah.
Aku tau dalam semangatnya ada kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul. Karenanya minggu terakhir jelang hari H, aku makin banyak ngobrol dengannya, berusaha mengurai hal-hal yang dia khawatirkan. Hal-hal biasa yang wajar menurut kita, baginya adalah masalah yang rumit (misalnya: dia khawatir temannya akan tau kebiasaannya minum kopi susu, sampai-sampai dia brencana akan ngumpet ketika minum. khawatir ketauan temannya kalau ternyata dia mandi pake sabun mandi cair). Pagi kemarin dari sekolahnya, dengan diangkut 2 truk brimob anak-anak melambai ketika truk mulai bergerak menuju lokasi perkemahan, tak tkecuali mas Alfa. da..da...mas...mas Alfa adalah ilmu Allah terutama untuk bapak ibu. Ini adalah satu proses baik dalam hidupmu menuju kemandirian & kesholihan. Sepulangnya nanti pasti bnyak ilmu yang kita dapat. Selamat jalan, selamat bersenang-senang, selamat belajar. Diiringi perasaan campur aduk aku balas lambaiannya sambil ku serukan......."InsyaAllah hari Kamis ibu jemput ya......".


Diambil dari status facebook Ibu Sapta Wulandari.
19 Mei 2014

Senin, 28 April 2014

Dua Kali Ditolak Sekolah, Kini Alfa Merasa Cocok di Taruna Imani

 Ahmad Alfarisi Haslan (Alfa), putra kedua pasangan Bapak Hanan Wihasto, SE, MM dan Ibu Sapta Wulandari adalah seorang anak semi autis yang mengalami hambatan tumbuh kembang di masa kecilnya karena kondisi fisik dan gangguan perilakunya. Sejak Bapak Hanan menduduki jabatan sebagai Kepala Cabang Bank BTN Kantor Cabang Syariah Yogyakarta, Alfa yang dahulu sekolah di Bogor pun dicarikan sekolah yang sesuai untuk kondisi gangguan perilaku yang dialaminya. Setelah mendaftar dan menjalani tes masuk jenjang sekolah dasar di dua SD di wilayah Yogyakarta, dua kali juga Alfa ditolak dengan terang-terangan oleh SD yang bersangkutan tersebut. Namun kedua orang tua Alfa tidak patah semangat dan akhirnya mereka menemukan sekolah yang sesuai dengan kondisi sang buah hati, yaitu Taruna Imani. Bagaimana liku-liku kisah seorang anak semi autis yang sekarang duduk di bangku kelas 2 SD Taruna Imani ini. Ikuti wawancara tim redaksi Aulade dengan Bapak dan Ibu Hanan Wihasto di tempat kediamannya, Perum Nogotirto Elok II Blok D / 46 Gamping, Godean, Sleman berikut ini.

Tumbuh Kembang Alfa yang Terhambat
Alfa dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 November 1998. Alfa menjalani masa kecilnya sampai berumur 11 bulan di kota hujan tersebut. Karena bulan Oktober 1999 kami sekeluarga pindah ke Bandung. Masa kecil Alfa memang mengalami hambatan pada tumbuh kembangnya. Sejak umur 4 bulan ia mengalami penyempitan flek dan kurang lebih umur 10 bulan terdeteksi memiliki kelainan berupa gangguan jantung. Di usia 10 bulan itulah ia harus menjalani operasi di rumah sakit. Hambatan tumbuh kembangnya bukan itu saja. Umur 15 bulan yang seharusnya jika anak normal sudah bisa berjalan, Alfa justru lemah dan belum bisa apa-apa. Alfa belum menampakkan tanda-tanda untuk bisa berjalan. Akhirnya Alfa menjalani fisioterapi “jalan” di Bandung. Pada awalnya dia kalau berjalan kesot dan mundur tapi cepat sekali. Saat usia Alfa 27 bulan, Alfa baru bisa berdiri dan akhirnya dapat berjalan. Selain kemampuan motorik kasarnya terhambat, Alfa juga mengalami hambatan pada kemampuan berbicaranya. Sebenarnya Alfa sempat bisa berbicara sebelum berjalan, namun kemampuan berbicaranya menjadi hilang setelah ia bisa berjalan. Hal ini menyebabkan kami sekeluarga menjadi heran. Kemudian Alfa kami ikutkan untuk menjalani terapi wicara. Kurang lebih 1 tahun di Bandung, kami pindah lagi ke Bogor. Setelah menjalani berbagai macam terapi secara rutin di Bogor, Alfa mendapat surat rekomendasi yang menyatakan bahwa anak ini mampu untuk dimasukkan di sekolah umum. Karena mendapat amanah tugas dinas di Jogjakarta, tahun 2005 kami sekeluarga juga pindah ke Jogjakarta.

Dua Kali Ditolak Sekolah
Setelah menjalani terapi di Klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit Dr. Sardjito, Alfa di sarankan untuk masuk ke SD Negeri atau SD Umum. Sewaktu mendaftar di sebuah SD Negeri kami diterima oleh bapak-bapak. Tetapi begitu melihat Alfa kurang bisa berinteraksi dan tentunya pihak sekolah juga sudah menangkap bahwa Alfa termasuk anak yang berkebutuhan khusus, pihak sekolah langsung berkata : “Mohon maaf Pak, di sini kami menangani anak-anak yang normal saja sudah kewalahan. Kami tidak berani menerima putra Bapak, silahkan mencari sekolah lain saja.” Tetapi Alfa sempat dicoba bersekolah di SD tersebut selama beberapa hari. Setelah dicoba beberapa hari Alfa disarankan untuk pindah sekolah karena pihak sekolah tidak mampu menanganinya. Meskipun sedikit sudah bisa baca-tulis namun untuk sosialisasi masih sangat kurang. Kemudian Alfa kami daftarkan ke salah satu sekolah swasta di Jogja. Sewaktu dites, kertas dan bukunya dilemparinya dan begitu melihat sikap Alfa, gurunya sedikit tersinggung. Akhirnya Alfa pun tidak diterima di SD tersebut. Disela-sela kebingungan mencari sekolah yang dapat menerima Alfa apa adanya, akhirnya kami mendapat informasi bahwa Sekolah Islam Berbakat Taruna Imani mampu menangani anak-anak yang berkebutuhan khusus. Akhirnya kami memutuskan untuk memasukkan Alfa ke Taruna Imani.


Tertarik karena Ada Nuansa Islaminya
Ketika kami datang ke Taruna Imani, kami mendapat sambutan yang begitu mengesankan dan familyer. Kami juga tertarik karena seperti ada nuansa Islaminya. Guru-gurunya juga sangat familer. Selain itu, Taruna Imani bisa menerima anak-anak dengan kondisi apa adanya. Semakin hari kami semakin yakin dengan pelayanannya, terutama kedekatan guru kepada anak-anak didik, guru-gurunya memperlakukan anak-anak didik dengan penuh kasih sayang. Kami melihat metode pembelajarannya juga bagus dan menurut kami unik. Anak-anak bisa berbaur menjadi satu antara yang normal dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus. Pola dasar pendidikannya mengarah pada penerapan akhlaq dan budi perkerti yang diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Selain itu penanaman sifat jujur, amanah dan bertanggung jawab yang selalu di tekankan di sekolah.

Perkembangan Alfa Selama di Taruna Imani
Setelah beberapa minggu sekolah di Taruna Imani, Alfa banyak bercerita tentang teman-temannya di sekolah. Setiap kejadian yang ia ingat di sekolah, sampai di rumah ia ceritakan kepada kami sekeluarga. Hal ini berarti Alfa merasa senang sekolah di Taruna Imani. Alhamdulillah, setelah kurang lebih setengah semester sekolah di Taruna Imani Alfa mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari sikap dan perilaku dia yang telah menunjukkan banyak sekali kemajuan. Meskipun baru setengah semester, terus terang Alfa mulai teratur. Begitu pula dengan kedisiplinannya. Selain itu dia juga sudah bisa makan sendiri. Awalnya Alfa tidak suka makan, yang ia suka hanya biskuit. Tetapi sekarang makannya bervariasi karena di sekolah pun dia makannya berganti-ganti. Akhirnya sekarang dia mau makan jajanan pasar sekalipun.
Alfa menjadi senang masuk sekolah. Ia juga tertarik untuk bermain bersama teman-temannya. Alfa sekarang sudah mulai mengenal teman-temannya di sekolah. Bila pulang sekolah ia selalu cerita pengalaman barunya di sekolah, menyebutkan satu per satu nama-nama temannya di sekolah. Ketika berada di sekolah, Alfa juga sering menyapa siapa pun, menanyakan siapa namanya, baik teman-temannya maupun orang tua atau wali murid teman-temannya. Begitu pula ketika suasana pulang sekolah, apabila ada orang tua atau wali murid menjemput putra atau putrinya, Alfa akan bertanya dengan gayanya yang khas : “Mau menjemput siapa?” Kemudian ia akan memanggilkan nama si anak yang dijemput tersebut.
Dari segi akademik, Alfa juga sudah mulai bisa mengerjakan soal-soal perkalian. Waktu itu saya melihat sendiri akting dia waktu mengerjakan soal matematika. Tangannya mengarah di kepala sambil memegang pensil, kelihatannya dia sedang berpikir. Tak lama kemudian, dia memberi jawaban dan ternyata hasil jawabannya benar. Tandanya ia paham dan mengerti penyelesaian soal-soal tersebut.
Di rumah pun, Alfa mulai terlihat mandiri. Ketika mau dimandikan, Alfa selalu bilang :”Aku sudah mandiri, Bu......”. Kami juga terharu melihat Alfa ternyata bisa melipat bajunya sendiri. Biasanya kalau di rumah, ia hanya bisa membantu membuang sampah tetapi sekarang bisa membantu melipat baju.

Harapan untuk Taruna Imani
Terus terang kami belum menemukan kekurangan yang bersifat prinsip di Taruna Imani, hanya saja kami berharap semoga Taruna Imani segera memiliki gedung sendiri. Begitu pula dengan layanan antar jemputnya, semoga dapat ditambah. Kami juga berharap pendidikan di Taruna Imani bisa terus berlanjut, tidak hanya sampai di jenjang sekolah dasar saja, tetapi bisa berlanjut sampai ke jenjang-jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.


Sebagaimana dituturkan oleh keluarga Bapak Hanan Wihasto, SE
(Hasil wawancara dengan redaksi Bulletin “Aulade” :Taruna Imani)

Repost dari hananwihasto.blogspot.com

Tentang Akuisisi BTN

       Kabar heboh tentang akuisisi BTN sudah menggempar dua minggu terakhir ini, tidak hanya menghebohkan di media saja, tapi di rumahku juga. Dua minggu yang lalu ketika aku pulang ke rumah, dan kebetulan bapak juga pulang, beliau heboh bin setres (kayaknya) karena BTN tempat beliau mencari nafkah harus di akuisisi atau dibeli oleh perusahaan Bank Mandiri, alias nantinya BTN bakal dikuasai oleh Mandiri.
        Tanggal 21 April kemarin, seluruh karyawan BTN melakukan aksi demo di Bundaran HI Jakarta kepada menteri BUMN, pak Dahlan Iskan. Pro dan kontra yang luar biasa dari berbagai pihak pun mewarnai keputusan beliau ini. Sepemahamanku tujuan dari akuisisi ini sebenarnya untuk memperkuat struktur perbankan, sebab bank-bank di Indonesia jumlahnya relatif banyak namun yang memiliki struktur yang besar dan kuat tidak lebih dari 10 bank. BTN sebenarnya sudah memiliki struktur yang kuat karena dia satu-satunya bank yang fokus pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat menengah kebawah. Namun sumber daya pendanaan dan modal BTN masih sangat terbatas dan berada jauh dibawah Mandiri yang memiliki total aset 8x lipat lebih dari BTN.
 

        Tapi katanya juga keputusan ini mengandung unsur politik menjelang pilihan presiden 9 Juli nanti, ada pihak-pihak yang ingin menjatuhkan pak Dahlan Iskan yang diperkirakan beliau menjadi kandidat kuat dari Partai Demokrat.
         Yah, kalau bapakku bukan karyawan BTN mungkin aku menyutujui akuisisi tersebut, toh tujuannya baik dan jelas. Tapi Bapakku sudah bekerja di BTN selama 20 tahun. Dari BTN lah keluargaku bisa bertahan hidup, makan, sekolah. Walaupun bapak tidak mendirikan usaha, tapi beliau menanam saham di BTN. Berita akuisisi ini tidak begitu membuat beliau tertekan karena beliau sudah memiliki rencana untuk mendaftarkan diri menjadi dosen setelah pendidikan doktornya selesai, alhamdulillah saat ini beliau sudah sampai tahap menyusun desertasi.
       Dalam benakku jika akuisisi ini disetujui, seluruh karyawan BTN akan terkena PHK dan harus melakukan seleksi lagi untuk bisa menjadi karyawan di Bank Mandiri. Sedih sekali bukan? Tapi aku percaya rejeki manusia sudah diatur oleh Allah. Rejeki adikku, ibuku, aku, dan bapakku pasti sudah Allah jatah masing-masing. Semoga Allah meridhoi apapun segala keputusan yang akan terjadi.

MOTIVATION LETTER


 My name is Naila Faiza Rahmasita. I’m 19 years old. I’m a first year Management of Economics and Business Faculty student in Sebelas Maret University. Being interseted in AIESEC summer exchange, I’ve been visited Singapore and Malaysia when I was in last grade Senior High School for study banding in other senior high school over there. That so made me interest for go abroad again and exchange for several time.
          In summer exchange i want to choose social volunteering in Turkey. Why social volunteering? Beacuse I think I must be forced to learn about the people, culture, and languange. I want to learn how to keep a good interaction with foreign people, and give a benefit for them. I want to introduce about Indonesian culture such as I’ll use the kebaya clothes, I can playing guitar so I’ll sing an Indonesian with playing guitar, and I can saman dance so I’ll be perform it.
              Why I choose Turkey as my journey? Because I’m moslem, and Turkey is the only one Islamic Country that location in Europe. Turkey is one of the two countries which have lands both in Asia and Europe in the world. This characteristic enables Turkey to carry different cultures and world view. Turkey has a pluralist structure ranging from its architecture to music, food culture to literature.
   Turkey always has been in the center of the events which change the course of history and host civilizations affected humankind. Turkey considers that contributing to the peace of civilizations with its different colors is one of its primary purpose.
   I have two friends that received scholarship in University over Istanbul and Cannackale. I like their photo that they shared in their social media. Not only that, they too share about their feeling become a new student in abroad city, their life with their friends from various country, and their struggle when they must stand firm far away and missed their family.
I hope I not only imagine about stay in abroad, especially in Turkey. But I should be realize and make God, my family, and my friends proud of me. By Aiesec Summer Exchange program, I can reach my dream become true. Aamiin J

28 04 2014

Perempuan manapun pasti ingin disukai, disayangi, dan dicintai oleh laki-laki, seolah laki-laki itu tidak pernah mencintai perempuan selain dia” (Nabilah Aisya)

             Quotes yang aku temui di salah satu teman following di tumblrku itu makjleb-jleb banget. Karena itu “aku banget”. Wajarkah kalau aku merasakan seperti kalimat yang tertulis diatas? Aku menginginkan laki-laki yang menyukaiku adalah laki-laki yang tidak pernah menyukai perempuan lain melebihi rasa sukanya padaku. Ha...ha..ha.. Impossible dan susah ditemui kayaknya.

           Aku ini tipe perempuan yang ketika jatuh cinta kepada seorang laki-laki, pasti bakal kepo-kepo tentang dia termasuk masa lalunya. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Bukan maksud apa-apa sih, tapi itu sudah menjadi naluri tersendiri ketika lagi kagum sama oranglain. Tertarik dengan semua hal tentang dia. Bahkan kita tidak hanya sekedar jatuh cinta pada dirinya saja, tapi pada hobinya, pada keluarganya, pada tulisannya, dll.

             Kadang agak nyesek juga sih kalo pas jatuh cinta sama laki-laki yang dulunya pernah pacaran. Pernah bla bla bla sama perempuan lain. Oke aku gak mau lagi mempermasalahkan itu. Semua orang pasti bisa berubah dan khilaf dari kesalahan sebelumnya. Aku juga punya masa lalu yang buruk. Aku juga tidak ingin masa laluku dipermasalahkan dan diungkit-ungkit. Tapi kalau tentang cinta, memang sulit untuk dilupakan. Cyeileh hoekkk cuih!! :P

              Maka dari itu sekarang aku gak mau menuruti hawa nafsuku untuk berkomunikasi dengan orang yang aku suka. Salah satu cara yang paling akurat adalah dengan mengingat dia dengan perempuannya yang dulu. Ampuh banget lah bikin nyesek dan sakit. Tapi kalo tujuannya demi kebaikan, menjauhi dosa, dan memperbaiki diri gak papa kan? :’( Soalnya aku sebenernya sadar kalo jatuh cinta itu baiknya gak diumbar. Jadi lebih baik sakit hati sekarang daripada menyesal di masa depan gegara terlalu mengumbar cinta.

           Secara perempuan itu butuh kepastian, aku mau yang pasti-pasti aja. Dan sekarang aku hanya bisa berteman dulu dengan laki-laki yang aku kagumi. Tidak boleh sedikitpun kelihatan sedang jatuh cinta dengannya. Biarlah rasa itu ada dihati, hingga saatnya nanti waktu yang akan menentukan apakah dia harus hilang lenyap ditelan bumi atau tetap bertahan disini hingga halal untuk dimilki. Hahaha hoekk banget >.<

Rabu, 23 April 2014

Untuk Kamu.

Aku bukan perempuan yang rapi, kamar kosku pasti berantakan. Aku jarang membereskannya dan mengganti sprei kasur, begitu pula mencuci selimut dan korden. Sekedar membereskan buku-buku kuliah saja aku sering menundanya.

Aku bukan perempuan cantik, wajahku belang-belang dan jerawatan. Kadang bibirku terlihat pucat dan kering. Tubuhku kurus seperti lidi berjalan.

Aku bukan perempuan yang memiliki IQ tinggi. Aku tidak kritis. Pengetahuanku dangkal, dan rasa keingintahuanku rendah sehingga aku kerap acuh dengan isu kehidupan yang sedang marak diperbincangkan.

Aku belum menjadi perempuan sholihah. Muroja'ah dan amalan-amalan sunnah sering aku lewatkan. Seringkali niatku untuk datang ke kajian belum lurus karena aku hanya ingin mendapatkan makannya saja bukan ilmunya. Imanku pun mudah merosot, dan belum bisa istiqomah sepenuhnya.

Aku belum bisa memasak. Setiap hari aku selalu mampir di warung makan yang paling murah dekat kosku. Aku belum terampil mengupas, memotong, apalagi meracik bahan-bahan masakan.

Aku bukan perempuan yang bisa menjaga hati dan lisannya. Aku mudah cemburu, dan terpancing emosi. Aku pun tidak sabaran.

Aku belum menjadi perempuan yang ramah dengan anak kecil. Aku belum bisa menarik hati mereka, dan kelakuanku begitu kaku sehingga mereka enggan kepadaku.

Aku juga punya kebiasaan buruk yang belum bisa aku hilangkan, yaitu sendawa sembarangan dan latah.

Lalu disekian kekurangan yang belum selesai aku tuliskan, sebab apa kau mencintaiku?

Senin, 21 April 2014

Font

Suatu hari aku pernah menemukan sebuah foto seorang perempuan, dia berpose anggun sekali, membuatnya jadi terlihat manis. Foto itu jumlahnya ada enam, lalu kemudian diedit oleh seseorang menjadi satu. Di sebelah pojok foto itu ada tulisan yang sangat jelas menggambarkan perasaan betapa cintanya si pengedit kepada perempuan yang ada pada foto itu.

Aku tidak tahu siapa pengeditnya, aku hanya sedikit terkejut ketika si perempuan itu mempublish foto itu di media sosialnya
Aku tidak tahu siapa pengeditnya, aku malu untuk berusaha mencari tahu
Aku tidak tahu siapa pengeditnya, tapi tulisan di sebelah pojok itu sangat membuat aku kecewa berlarut-larut



Karena aku sudah tahu kini siapa pengeditnya
Karena font itu telah menjelaskannya
Sangat begitu jelas.

Kamis, 17 April 2014

Jika Istrimu Seorang Mahasiswi Manajemen

Pernahkah kau membayangkan bahwa istrimu yang masih muda ini adalah seorang mahasiswi manajemen? 
Istrimu hidup di dalam dunia yang berorientasi pada karier dengan jabatan dan materi yang tinggi. Ia kini berangan-angan memiliki pekerjaan yang mapan sesuai dengan bidang pendidikannya. Biaya kuliahnya yang bisa dibilang tidak murah menjadikannya ia harus bekerja untuk mendapatkan gaji sebesar total biaya kuliahnya. Tapi disela-sela kesibukannya membangun mimpinya, ia juga memikirkanmu. Ia ingin keadaan ekonomi ketika membangun rumah tangga denganmu menjadi mapan dan sejahtera. Ia ingin membantumu jika kau mengijinkannya bekerja. Dibalik lubuk hatinya yang paling dalam ia tak tega melihatmu yang bekerja sejak pagi hingga malam. Ia ingin kau bagi bebanmu dengannya. 
Kau pun tak perlu khawatir masalah pengelolaan uang. Ia bisa menjadi manajermu yang terbaik, bahkan mengalahkan manajer di kantormu. Ia bisa menjadi bawahanmu, ia bisa menjadi temanmu untuk berdiskusi, dan ia bisa menjadi pendampingmu yang paling kau cintai.
Tapi semua terserah padamu. Ia menyerahkan semua keputusan ada padamu. Apabila kau melarangnya untuk bekerja, berikanlah alasan yang halus agar hatinya tak rapuh, beri dia kekuatan baru untuk lebih semangat membangun mimpi baru dengan ridhomu sebagai suaminya. Karena surga seorang istri ada pada suaminya, ia percaya itu.
Bantu pula ia meyakinkan ayahnya yang juga mertuamu, beliau sangat menginginkan putri pertamanya itu bekerja di perusahaan keuangan. Yakinkanlah beliau bahwa kau mampu menghidupi istri dan anak-anakmu kelak dengan bekerja seorang diri.
Sebisa mungkin ia dapat mengimbangi apapun pekerjaanmu. Dia menyukai banyak hal yang mungkin salah satunya ada sebagian yang berkaitan denganmu.
Kau pasti takkan menyesal memilih istri seorang lulusan sarjana ekonomi, karena sudah kodratnya dia mengurus keuangan dalam keluarga ini. Sudah menjadi kewajibannya untuk membuat catatan tentang pengeluaran tiap bulan dan menyetabilkan keadaan keuangan agar tidak terjadi pemborosan. Ia juga pasti akan mengingatkanmu untuk menyisihkan gajimu agar disedekahkan kepada yang berhak agar rejekimu terus mengalir dan diridhoi Allah.