Minggu, 14 Desember 2014
Takut adalah luka psikis?
Senin, 17 November 2014
Persimpangan
Besok pagi aku kembali ke perantauan
Bersamaan dengan kamu yang kembali ke kampung halaman kita
Aku ingin sekali bertemu dengan kamu
Walau hanya di persimpangan
Merasakan keberadaanmu yang semakin dekat
Menggebu suasana hati dalam perjalanan
Merindu semakin membuncah riang Mata yang tak bertatap, jua raga tak berjumpa
Semoga kelak kita tidak sekedar bertemu di persimpangan.
Dan
Aku menunggu waktu itu tiba
aqswdefgybbczd
Terkadang ada rasa senang,
Tapi kadang benci
Saat kamu mencari keberadaan saya
Karena saat kamu mencari saya, kamu pasti langsung memberi saya amanah.
Kamu cuek, saya tidak suka.
Tapi saya suka kamu sebagai partner saya. Kamu total dan tegas.
Saya harus menyesuaikan kamu.
Tapi waktu tinggal sebentar lagi
Semoga saya tidak bikin kamu.kecewa lagi..
Persimpangan
Besok pagi aku kembali ke perantauan
Bersamaan dengan kamu yang kembali ke kampung halaman kita
Aku ingin sekali bertemu dengan kamu
Walau hanya di persimpangan
Merasakan keberadaanmu yang semakin dekat
Menggebu suasana hati dalam perjalanan
Merindu semakin membuncah riang Mata yang tak bertatap, jua raga tak berjumpa
Semoga kelak kita tidak sekedar bertemu di persimpangan.
Dan
Aku menunggu waktu itu tiba
Kamis, 06 November 2014
Suatu hari nanti
Suatu hari nanti akan ada seseorang yang
Mengajakmu untuk sholat berjama'ah
Menyuruhmu untuk selalu makan yang banyak
Mengingatkanmu untuk menutup aurat yang rapat saat hendak berpergian
Memuji tubuhmu yang kurus kering
Mendengarkan setoran muroja'ah hafalanmu
Memarahimu karena nekat naik motor untuk perjalanan jauh
Menunggumu pulang larut malam karena keretanya terlambat
Meminjamkan pundaknya untuk bersandar saat kau lelah
Memberimu jaket saat kau menggigil kedinginan
Memperhatikan kesehatanmu
Dan segala bentuk tanggungjawab yang tulus karena
Mencintaimu.
Selasa, 04 November 2014
Serius
Serius itu makna yang dalam, tidak sedangkal yang kamu dan aku rasakan.
Menjaga hati saja tidak cukup.
Dan bukan sekedar berusaha memantaskan diri.
Tapi aku belum pantas untuk memulainya
Walaupun hati menuntut kepastian
Aku ingin mendengar dengan telingaku
Melihat dengan mataku
Dan merasakan dengan hatiku
Bahwa serius itu memang benar
Adanya.
Senin, 03 November 2014
Singkat cerita
Belum genap satu tahun aku mengenal sosok yang satu ini. Pertemuan pertama kami terjadi bulan Desember 2013. Kami sudah saling tau, tapi tidak menyapa.
Dia anak kedua dari enam bersaudara. Salah dua adiknya pernah sekolah di tempat yang sama denganku. Tapi aku dan mereka tidak pernah beronteraksi, hanya saling kenal saja.
Dari segi usia dan pemikiran, dia jauh lebih dewasa dariku. Tapi hal itu tidak menjadi halangan dalam pertemanan kami. Banyak hal yang kupelajari dari pengalamannya, keahliannya, dan pengetahuannya yang jauh lebih banyak dariku.
Kami sama-sama orang melancholis, dan sangat suka irama yang sendu. Kami suka bermain alat musik, tapi dia jauh lebih handal dari padaku. Itulah kenapa sebabnya aku ingin belajar bermain alat musik yang belum bisa dia mainkan, yaitu biola. Kami juga suka fotografi, hampir setiap foto yang dia post di akun instagramnya aku menyukainya. Dia pun juga begitu.
Instagramku juga diikuti oleh dua adiknya dan seorang calon adik iparnya.
Aku merasa sepertinya dia menceritakan aku kepada saudara-saudara kandungnya, calon adik iparnya, dan teman dekatnya. Terbukti dari mereka yang mulai memfollow instagramku.
Aku hanya berani menceritakan kisah pertemanan kami ini pada ibuku. Tapi aku pernah mengumpamakan sosoknya dalam sebuah pertanyaan yang aku ajukan untuk bapakku.
Selasa, 28 Oktober 2014
Ada-ada Saja.
Ada-ada saja gejolak dalam berorganisasi. Walaupun periode 2014 hampir berakhir, tapi bukan berarti semuanya selesai. Justru keadaan semakin klimaks.
Di ukmi kemarin baru saja departemenku mencetak 1000 eksemplar majalah inspire, biasanya hanya 500, namun karena kemarin ada rapimnas jadi ketum minta dicetak lebih banyak karena akan dibagikan ke peserta rapimnas juga. Tapi efeknya kami jadi nombok 2,5 juta dan sekarang bingung gimana caranya buat nutupin kekurangan itu.
Lalu di bem aku sepertinya agak disebeli sama temen satu bidang. Suasanannya hampir sama seperti di dewa jaman sma dulu. Setiap didiemin, disengakin, dibentak, aku cuma bisa mendem nangis. Sakit sih. Tapi aku harus bertahan. Aku ga boleh ngadu sama yang lain, apalagi mas mentri. Kasihan beliau, pasti beliau bakalan sedih kalau keadaan staffnya yang seperti ini. Ada yang marahan, ada yang timbul hilang, yah begitulah.
Tekanan ini memang nggak seberapa. Jangan mengeluh, jangan berlebihan kalau curhat sama oranglain. Pokoknya jangan menghindar dari masalah, teko hadapi wae.. Insya Allah pasti akan berkahir bahagia dan berpahala.. Semangat, Naila ku sayang :*
Cukup Tau
Mengetahui keberadaanmu yang sering membersamainya
Langkah kaki yang selalu beriringan saat ingin menuju ke tempat yang sama
Tatapan mata yang saling menyinari
Seutas senyum yang terus berbalas hingga menjadi tawa
Bahkan status media sosial kalian pun serupa
L to the L, but L not for L
Ini bukan tentang cinta segitiga
Salah juga kalau menuduh aku cemburu
Namun L memang bercerita tentang aku, kamu,
Dan dia.
Sabtu, 25 Oktober 2014
Kekaguman yang Terlambat
Seorang ikhwan, mahasiswa jurusan Biologi angkatan 2011. Rapat sore hari itu dipimpin oleh beliau. Baru kali itu aku bisa melihatnya secara langsung dalam sebuah rapat, karena biasanya dihalangi oleh hijab. Tanpa kusadari aku telah menatapnya sedikit lamat.
Aku terkesan dengan caranya memimpin.
Semoga rasa cintamu untuk Islam tidak berkurang setelah jabatanmu berakhir. Islam sangat membutuhkan pemuda sepertimu. Semoga Allah memudahkan langkahmu untuk memasuki jannahNya, mas Hanafi.
Maafkan Aku.
Selasa, 21 Oktober 2014
Dakwah
Semula aku ingin melepaskan bem karena kupikir duniaku bukan disitu. Aku tidak terlalu aktif berdiskusi masalah politik. Aku juga jarang mengikuti kegiatan yang diadakan bem seperti sabtu seru, kajian politik, dll. Tapi aku kembali diingatkan dengan satu kata itu, "dakwah". Tidak mesti di bem sih, tapi paling tidak aku bergabung di komunitas yang memiliki peluang yang menantang untuk berdakwah.
Dakwah yang aku maksud disini adalah saling mengajak dan mengingatkan temen-temen kepada kebaikan. Walaupun hanya sekedar mengingatkan makan jangan sambil berdiri, sholat tepat waktu bagi yang muslim, sholat berjamaah, puasa sunnah, dll. Kemudian kita juga harus bisa membaur dengan mereka tapi tetap harus memiliki batasan agar nilai dakwahnya tidak luntur.
Bppi dan jn ukmi memang zona yang keterlaluan nyaman untuk belajar dan menyampaikan dakwah. Karena orang-orang di dalamnya punya satu tekad dan prinsip yang sama menuju ridho Allah SWT. Terimakasih Allah, Kau telah menggerakan hatiku untuk bergabung bersama mereka. Akan kuhabiskan masa mudaku untuk belajar mengenalMu dan Islam bersama orang-orang yang soleh dan solehah di sekitarku.
Dakwah menjadi alasan mengapa aku harus keluar dari zona nyaman ini.
Nothing me
Olahraga ga bisa. Nulis karya ilmiah udah males. Diskusi ga nyambung. Desain amburadul parah. Presentasi apa mbacain kertas tu intinya ga bisa presentasi yang bener lah. Bisnis juga masih ogah ogahan dan ga punya modal. Hafalan susah banget dapet moodnya.
Aku ga bisa apa-apa. Aku payah. Tidak berkompeten. Buang saja aku ke laut. Karena manusia macam aku hanya menjadi sampah di bumi ini.
Senin, 20 Oktober 2014
I love my mother so much :*
Ibuku yang cantik
Ibuku yang sabar
Ibuku yang sholihah
Alhamdulillah, engkau adalah anugerah yang tak ternilai harganya untukku
Aku mencintaimu, walaupun mungkin tidak sebesar cintamu untukku
Aku menyayangimu, walaupun tak pernah ku ucapkan dengan lisanku
Aku membutuhkanmu, walaupun kini ku jauh tapi doamu begitu berarti bagiku
Aku merindukanmu, kini aku sadar betapa berarti setiap detik yang aku lalui bersamamu...
Happy and Sad
Selasa, 14 Oktober 2014
You're the One
Oh won't you be the one?
Senin, 06 Oktober 2014
Perempuan Mandiri
Minggu, 05 Oktober 2014
Aku Berbeda, Aku Tak Sama.
Jumat, 03 Oktober 2014
Pencemburu
Senin, 22 September 2014
#20factsaboutme
Minggu, 25 Mei 2014
Kenangan
Minggu, 18 Mei 2014
Tentang mas Alfa
Senin, 28 April 2014
Dua Kali Ditolak Sekolah, Kini Alfa Merasa Cocok di Taruna Imani
Tumbuh Kembang Alfa yang Terhambat
Alfa dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 November 1998. Alfa menjalani masa kecilnya sampai berumur 11 bulan di kota hujan tersebut. Karena bulan Oktober 1999 kami sekeluarga pindah ke Bandung. Masa kecil Alfa memang mengalami hambatan pada tumbuh kembangnya. Sejak umur 4 bulan ia mengalami penyempitan flek dan kurang lebih umur 10 bulan terdeteksi memiliki kelainan berupa gangguan jantung. Di usia 10 bulan itulah ia harus menjalani operasi di rumah sakit. Hambatan tumbuh kembangnya bukan itu saja. Umur 15 bulan yang seharusnya jika anak normal sudah bisa berjalan, Alfa justru lemah dan belum bisa apa-apa. Alfa belum menampakkan tanda-tanda untuk bisa berjalan. Akhirnya Alfa menjalani fisioterapi “jalan” di Bandung. Pada awalnya dia kalau berjalan kesot dan mundur tapi cepat sekali. Saat usia Alfa 27 bulan, Alfa baru bisa berdiri dan akhirnya dapat berjalan. Selain kemampuan motorik kasarnya terhambat, Alfa juga mengalami hambatan pada kemampuan berbicaranya. Sebenarnya Alfa sempat bisa berbicara sebelum berjalan, namun kemampuan berbicaranya menjadi hilang setelah ia bisa berjalan. Hal ini menyebabkan kami sekeluarga menjadi heran. Kemudian Alfa kami ikutkan untuk menjalani terapi wicara. Kurang lebih 1 tahun di Bandung, kami pindah lagi ke Bogor. Setelah menjalani berbagai macam terapi secara rutin di Bogor, Alfa mendapat surat rekomendasi yang menyatakan bahwa anak ini mampu untuk dimasukkan di sekolah umum. Karena mendapat amanah tugas dinas di Jogjakarta, tahun 2005 kami sekeluarga juga pindah ke Jogjakarta.
Dua Kali Ditolak Sekolah
Setelah menjalani terapi di Klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit Dr. Sardjito, Alfa di sarankan untuk masuk ke SD Negeri atau SD Umum. Sewaktu mendaftar di sebuah SD Negeri kami diterima oleh bapak-bapak. Tetapi begitu melihat Alfa kurang bisa berinteraksi dan tentunya pihak sekolah juga sudah menangkap bahwa Alfa termasuk anak yang berkebutuhan khusus, pihak sekolah langsung berkata : “Mohon maaf Pak, di sini kami menangani anak-anak yang normal saja sudah kewalahan. Kami tidak berani menerima putra Bapak, silahkan mencari sekolah lain saja.” Tetapi Alfa sempat dicoba bersekolah di SD tersebut selama beberapa hari. Setelah dicoba beberapa hari Alfa disarankan untuk pindah sekolah karena pihak sekolah tidak mampu menanganinya. Meskipun sedikit sudah bisa baca-tulis namun untuk sosialisasi masih sangat kurang. Kemudian Alfa kami daftarkan ke salah satu sekolah swasta di Jogja. Sewaktu dites, kertas dan bukunya dilemparinya dan begitu melihat sikap Alfa, gurunya sedikit tersinggung. Akhirnya Alfa pun tidak diterima di SD tersebut. Disela-sela kebingungan mencari sekolah yang dapat menerima Alfa apa adanya, akhirnya kami mendapat informasi bahwa Sekolah Islam Berbakat Taruna Imani mampu menangani anak-anak yang berkebutuhan khusus. Akhirnya kami memutuskan untuk memasukkan Alfa ke Taruna Imani.
Tertarik karena Ada Nuansa Islaminya
Ketika kami datang ke Taruna Imani, kami mendapat sambutan yang begitu mengesankan dan familyer. Kami juga tertarik karena seperti ada nuansa Islaminya. Guru-gurunya juga sangat familer. Selain itu, Taruna Imani bisa menerima anak-anak dengan kondisi apa adanya. Semakin hari kami semakin yakin dengan pelayanannya, terutama kedekatan guru kepada anak-anak didik, guru-gurunya memperlakukan anak-anak didik dengan penuh kasih sayang. Kami melihat metode pembelajarannya juga bagus dan menurut kami unik. Anak-anak bisa berbaur menjadi satu antara yang normal dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus. Pola dasar pendidikannya mengarah pada penerapan akhlaq dan budi perkerti yang diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Selain itu penanaman sifat jujur, amanah dan bertanggung jawab yang selalu di tekankan di sekolah.
Perkembangan Alfa Selama di Taruna Imani
Setelah beberapa minggu sekolah di Taruna Imani, Alfa banyak bercerita tentang teman-temannya di sekolah. Setiap kejadian yang ia ingat di sekolah, sampai di rumah ia ceritakan kepada kami sekeluarga. Hal ini berarti Alfa merasa senang sekolah di Taruna Imani. Alhamdulillah, setelah kurang lebih setengah semester sekolah di Taruna Imani Alfa mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari sikap dan perilaku dia yang telah menunjukkan banyak sekali kemajuan. Meskipun baru setengah semester, terus terang Alfa mulai teratur. Begitu pula dengan kedisiplinannya. Selain itu dia juga sudah bisa makan sendiri. Awalnya Alfa tidak suka makan, yang ia suka hanya biskuit. Tetapi sekarang makannya bervariasi karena di sekolah pun dia makannya berganti-ganti. Akhirnya sekarang dia mau makan jajanan pasar sekalipun.
Alfa menjadi senang masuk sekolah. Ia juga tertarik untuk bermain bersama teman-temannya. Alfa sekarang sudah mulai mengenal teman-temannya di sekolah. Bila pulang sekolah ia selalu cerita pengalaman barunya di sekolah, menyebutkan satu per satu nama-nama temannya di sekolah. Ketika berada di sekolah, Alfa juga sering menyapa siapa pun, menanyakan siapa namanya, baik teman-temannya maupun orang tua atau wali murid teman-temannya. Begitu pula ketika suasana pulang sekolah, apabila ada orang tua atau wali murid menjemput putra atau putrinya, Alfa akan bertanya dengan gayanya yang khas : “Mau menjemput siapa?” Kemudian ia akan memanggilkan nama si anak yang dijemput tersebut.
Dari segi akademik, Alfa juga sudah mulai bisa mengerjakan soal-soal perkalian. Waktu itu saya melihat sendiri akting dia waktu mengerjakan soal matematika. Tangannya mengarah di kepala sambil memegang pensil, kelihatannya dia sedang berpikir. Tak lama kemudian, dia memberi jawaban dan ternyata hasil jawabannya benar. Tandanya ia paham dan mengerti penyelesaian soal-soal tersebut.
Di rumah pun, Alfa mulai terlihat mandiri. Ketika mau dimandikan, Alfa selalu bilang :”Aku sudah mandiri, Bu......”. Kami juga terharu melihat Alfa ternyata bisa melipat bajunya sendiri. Biasanya kalau di rumah, ia hanya bisa membantu membuang sampah tetapi sekarang bisa membantu melipat baju.
Harapan untuk Taruna Imani
Terus terang kami belum menemukan kekurangan yang bersifat prinsip di Taruna Imani, hanya saja kami berharap semoga Taruna Imani segera memiliki gedung sendiri. Begitu pula dengan layanan antar jemputnya, semoga dapat ditambah. Kami juga berharap pendidikan di Taruna Imani bisa terus berlanjut, tidak hanya sampai di jenjang sekolah dasar saja, tetapi bisa berlanjut sampai ke jenjang-jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Sebagaimana dituturkan oleh keluarga Bapak Hanan Wihasto, SE
(Hasil wawancara dengan redaksi Bulletin “Aulade” :Taruna Imani)
Tentang Akuisisi BTN
Tanggal 21 April kemarin, seluruh karyawan BTN melakukan aksi demo di Bundaran HI Jakarta kepada menteri BUMN, pak Dahlan Iskan. Pro dan kontra yang luar biasa dari berbagai pihak pun mewarnai keputusan beliau ini. Sepemahamanku tujuan dari akuisisi ini sebenarnya untuk memperkuat struktur perbankan, sebab bank-bank di Indonesia jumlahnya relatif banyak namun yang memiliki struktur yang besar dan kuat tidak lebih dari 10 bank. BTN sebenarnya sudah memiliki struktur yang kuat karena dia satu-satunya bank yang fokus pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat menengah kebawah. Namun sumber daya pendanaan dan modal BTN masih sangat terbatas dan berada jauh dibawah Mandiri yang memiliki total aset 8x lipat lebih dari BTN.
Tapi katanya juga keputusan ini mengandung unsur politik menjelang pilihan presiden 9 Juli nanti, ada pihak-pihak yang ingin menjatuhkan pak Dahlan Iskan yang diperkirakan beliau menjadi kandidat kuat dari Partai Demokrat.
Yah, kalau bapakku bukan karyawan BTN mungkin aku menyutujui akuisisi tersebut, toh tujuannya baik dan jelas. Tapi Bapakku sudah bekerja di BTN selama 20 tahun. Dari BTN lah keluargaku bisa bertahan hidup, makan, sekolah. Walaupun bapak tidak mendirikan usaha, tapi beliau menanam saham di BTN. Berita akuisisi ini tidak begitu membuat beliau tertekan karena beliau sudah memiliki rencana untuk mendaftarkan diri menjadi dosen setelah pendidikan doktornya selesai, alhamdulillah saat ini beliau sudah sampai tahap menyusun desertasi.
MOTIVATION LETTER
28 04 2014
Quotes yang aku temui di salah satu teman following di tumblrku itu makjleb-jleb banget. Karena itu “aku banget”. Wajarkah kalau aku merasakan seperti kalimat yang tertulis diatas? Aku menginginkan laki-laki yang menyukaiku adalah laki-laki yang tidak pernah menyukai perempuan lain melebihi rasa sukanya padaku. Ha...ha..ha.. Impossible dan susah ditemui kayaknya.
Aku ini tipe perempuan yang ketika jatuh cinta kepada seorang laki-laki, pasti bakal kepo-kepo tentang dia termasuk masa lalunya. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Bukan maksud apa-apa sih, tapi itu sudah menjadi naluri tersendiri ketika lagi kagum sama oranglain. Tertarik dengan semua hal tentang dia. Bahkan kita tidak hanya sekedar jatuh cinta pada dirinya saja, tapi pada hobinya, pada keluarganya, pada tulisannya, dll.
Kadang agak nyesek juga sih kalo pas jatuh cinta sama laki-laki yang dulunya pernah pacaran. Pernah bla bla bla sama perempuan lain. Oke aku gak mau lagi mempermasalahkan itu. Semua orang pasti bisa berubah dan khilaf dari kesalahan sebelumnya. Aku juga punya masa lalu yang buruk. Aku juga tidak ingin masa laluku dipermasalahkan dan diungkit-ungkit. Tapi kalau tentang cinta, memang sulit untuk dilupakan. Cyeileh hoekkk cuih!! :P
Maka dari itu sekarang aku gak mau menuruti hawa nafsuku untuk berkomunikasi dengan orang yang aku suka. Salah satu cara yang paling akurat adalah dengan mengingat dia dengan perempuannya yang dulu. Ampuh banget lah bikin nyesek dan sakit. Tapi kalo tujuannya demi kebaikan, menjauhi dosa, dan memperbaiki diri gak papa kan? :’( Soalnya aku sebenernya sadar kalo jatuh cinta itu baiknya gak diumbar. Jadi lebih baik sakit hati sekarang daripada menyesal di masa depan gegara terlalu mengumbar cinta.
Secara perempuan itu butuh kepastian, aku mau yang pasti-pasti aja. Dan sekarang aku hanya bisa berteman dulu dengan laki-laki yang aku kagumi. Tidak boleh sedikitpun kelihatan sedang jatuh cinta dengannya. Biarlah rasa itu ada dihati, hingga saatnya nanti waktu yang akan menentukan apakah dia harus hilang lenyap ditelan bumi atau tetap bertahan disini hingga halal untuk dimilki. Hahaha hoekk banget >.<





