Sabtu, 25 Oktober 2014

Kekaguman yang Terlambat


Seorang ikhwan, mahasiswa jurusan Biologi angkatan 2011. Rapat sore hari itu dipimpin oleh beliau. Baru kali itu aku bisa melihatnya secara langsung dalam sebuah rapat, karena biasanya dihalangi oleh hijab. Tanpa kusadari aku telah menatapnya sedikit lamat.

Beliau menduduki jabatan tertinggi di sebuah organisasi yang aku ikuti. Aku suka dengan fisik pemimpin yang ideal dan proporsional seperti beliau. Tidak gemuk tapi berisi. Tidak terlalu tinggi tapi tegap. Suaranya lembut bernada tegas. Tatapan matanya menyala. Membuat semua orang menghormati dan menyeganinya.

Beliau mulai mengabsen satu persatu staff-staffnya. Apabila ada yang berhalangan hadir dia bertanya siapa namanya, apa bidangnya, alasan apa berhalangan hadir. Walaupun memakan waktu yang lama, tapi beliau berusaha mengetahui dan memperhatikan keadaan para staffnya. Tidak ada salahnya bukan kalau seorang pemimpin memiliki rasa keingintahuan yang tinggi tentang siapa yang dipimpinnya. Tujuannya agar staffnya merasa dianggap, diperhatikan, dan dibutuhkan keberadaannya. Namun alangkah lebih baik kalau pemimpin tersebut bertanya di forum terbuka agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Aku terkesan dengan caranya memimpin.

Di akhir rapat beliau berpesan pada kami bahwa setiap kegiatan yang kami lakukan adalah salah satu bentuk pengabdian kami bergabung dalam organisasi ini. Setiap tetesan keringat yang keluar dari dahi kami akan memberatkan amal kami di hari akhir nanti. Hati yang memendam keluh kesah dan amarah akan menguatkan hati kami dalam menghadapi hidup yang keras ini.

Sayang sekali, aku terlambat menyadari betapa istimewanya kepemimpinan beliau.  Kepengurusan periode kami akan selesai akhir tahun ini.

Sungguh beruntung beliau diberi kesempatan untuk mengemban amanah sebagai ketua umum unit kegiatan mahasiswa islam terbesar di Universitas kami. Sungguh iri hati ini mengetahui beliau selalu disibukkan dengan aktivitas mulianya demi agama Allah.

Semoga rasa cintamu untuk Islam tidak berkurang setelah jabatanmu berakhir. Islam sangat membutuhkan pemuda sepertimu. Semoga Allah memudahkan langkahmu untuk memasuki jannahNya, mas Hanafi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar