Kabar heboh tentang akuisisi BTN sudah menggempar dua minggu terakhir ini, tidak hanya menghebohkan di media saja, tapi di rumahku juga. Dua minggu yang lalu ketika aku pulang ke rumah, dan kebetulan bapak juga pulang, beliau heboh bin setres (kayaknya) karena BTN tempat beliau mencari nafkah harus di akuisisi atau dibeli oleh perusahaan Bank Mandiri, alias nantinya BTN bakal dikuasai oleh Mandiri.
Tanggal 21 April kemarin, seluruh karyawan BTN melakukan aksi demo di Bundaran HI Jakarta kepada menteri BUMN, pak Dahlan Iskan. Pro dan kontra yang luar biasa dari berbagai pihak pun mewarnai keputusan beliau ini. Sepemahamanku tujuan dari akuisisi ini sebenarnya untuk memperkuat struktur perbankan, sebab bank-bank di Indonesia jumlahnya relatif banyak namun yang memiliki struktur yang besar dan kuat tidak lebih dari 10 bank. BTN sebenarnya sudah memiliki struktur yang kuat karena dia satu-satunya bank yang fokus pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat menengah kebawah. Namun sumber daya pendanaan dan modal BTN masih sangat terbatas dan berada jauh dibawah Mandiri yang memiliki total aset 8x lipat lebih dari BTN.
Tanggal 21 April kemarin, seluruh karyawan BTN melakukan aksi demo di Bundaran HI Jakarta kepada menteri BUMN, pak Dahlan Iskan. Pro dan kontra yang luar biasa dari berbagai pihak pun mewarnai keputusan beliau ini. Sepemahamanku tujuan dari akuisisi ini sebenarnya untuk memperkuat struktur perbankan, sebab bank-bank di Indonesia jumlahnya relatif banyak namun yang memiliki struktur yang besar dan kuat tidak lebih dari 10 bank. BTN sebenarnya sudah memiliki struktur yang kuat karena dia satu-satunya bank yang fokus pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat menengah kebawah. Namun sumber daya pendanaan dan modal BTN masih sangat terbatas dan berada jauh dibawah Mandiri yang memiliki total aset 8x lipat lebih dari BTN.
Tapi katanya juga keputusan ini mengandung unsur politik menjelang pilihan presiden 9 Juli nanti, ada pihak-pihak yang ingin menjatuhkan pak Dahlan Iskan yang diperkirakan beliau menjadi kandidat kuat dari Partai Demokrat.
Yah, kalau bapakku bukan karyawan BTN mungkin aku menyutujui akuisisi tersebut, toh tujuannya baik dan jelas. Tapi Bapakku sudah bekerja di BTN selama 20 tahun. Dari BTN lah keluargaku bisa bertahan hidup, makan, sekolah. Walaupun bapak tidak mendirikan usaha, tapi beliau menanam saham di BTN. Berita akuisisi ini tidak begitu membuat beliau tertekan karena beliau sudah memiliki rencana untuk mendaftarkan diri menjadi dosen setelah pendidikan doktornya selesai, alhamdulillah saat ini beliau sudah sampai tahap menyusun desertasi.
Dalam benakku jika akuisisi ini disetujui, seluruh karyawan BTN akan terkena PHK dan harus melakukan seleksi lagi untuk bisa menjadi karyawan di Bank Mandiri. Sedih sekali bukan? Tapi aku percaya rejeki manusia sudah diatur oleh Allah. Rejeki adikku, ibuku, aku, dan bapakku pasti sudah Allah jatah masing-masing. Semoga Allah meridhoi apapun segala keputusan yang akan terjadi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar