Rasanya
tak lelah menuliskan tentang perasaan yang naif ini. Rasanya tak ada ujungnya
aku bercerita tentang apa saja yang bergejolak dalam hati dan menari-nari dalam pikiran ini. Aku sudah
meminta, cukup ini yang terakhir kali, aku tak ingin lagi bermain ilusi
denganmu. Aku sudah lelah tenggelam dalam samuderamu, yang ombaknya kerap
menghantamku keras hingga tergores luka di tepian. Namun, tangan ini selalu
ingin merangkai huruf-huruf menjadi seuntai cerita tentang dirimu.
Juga hati ini tetap bertahan merasakan pahitnya keadaan yang tidak memihakku
padamu. Ah, aku tidak pantas seperti ini.
Aku
tidak tahu bagaimana nanti kedepannya. Tapi aku sudah tidak tahan untuk
menuliskannya. Aku berharap awan masih mau menjadi saksi dilemaku. Aku berharap
hujan masih membersamaiku di tengah tandusnya penantianku. Aku berharap
angin selalu sampaikan salam rinduku ketika lautan, benua, ruang, dan waktu
menghalangi jumpaku denganmu.
Aku
dan kamu masih anak-anak, walaupun usia kita bukan lagi usia anak-anak. Tapi
kalau membicarakan perasaan yang naif ini, semuanya terbuncah seperti nantinya
tidak akan terjadi penyesalan. Aku belum bisa berfikir panjang.
Aku tidak tahu nantinya aku akan menyesal atau tidak.
Sudah
kukatakan, ini sudah terlalu lama, dan ini sudah terlalu kuat. Tapi aku tidak ingin
peduli bagaimana denganmu. Yang aku tahu dan rasakan, aku tidak lebih dari yang
dulu pernah denganmu. Bukan tentu pacar, bukan tentu teman dekat. Cemburu itu
bisa hadir dengan siapa saja yang menurutku jauh lebih baik. Tapi aku selalu merasa
debu dibanding mereka yang seperti angin, bisa menyingkirkan aku darimu
kapan saja.
Aku
tahu ini terlalu labil. Masih banyak diluar sana yang mungkin akan menjadi
pertimbanganku dan kamu. Masih panjang waktu kita untuk bertemu jiwa-jiwa yang
mungkin lebih menyenangkan. Masih ada kesempatan untuk aku dan kamu memantaskan
diri, ntah nanti dengan siapa aku dan kamu akan berlabuh.
Terimakasih telah menjadi
gejolak dalam hatiku. Izinkan aku untuk tetap menulis gejolak ini, sebelum Sang
Pemilik Cinta merenggutnya dariku.
Sampai jumpa di skenario
selanjutnya.