Disaat-saat seperti ini, ketika aku mulai merancang mimpiku untuk esok hari. Seharusnya aku harus banyak bersyukur karena aku masih dapat hidup bersama kalian, bapak dan ibu. Apalagi aku bukan anak rantau yang setiap hari dapat menunjukkan kebaktianku, mencium tangan ibu ketika akan berangkat sekolah, meminta uang sangu untuk dibawa ke sekolah, berkeluh kesah tentang banyak hal. Namun keluargaku memang kurang lengkap, bapaklah yang merantau bekerja di ibukota, kota bengis nan kejam se-antero nusantara ini. Bapak yang selalu menyempatkan telepon setiap pagi dan malam hanya untuk menanyakan kabar kami ditengah kesibukannya. Bapak selalu menyempatkan pulang walau itu cuma satu hari, Sabtu pagi, lalu Minggu malamnya sudah harus kembali. Tapi itu tetap tak menyurutkan kebahagiaan di keluargaku. Rindu yang kami bawa adalah sebuah kekuatan besar bagi kami untuk tidak sekali-kali menyia-nyiakan sisa waktu yang Allah anugerahkan.
Adikku yang masih balita, yang masih suka merengek-rengek, lincah dan aktif bergerak, berlari, melompat kesana-kemari. Lalu adikku yang besar mengidap kelainan autis sejak kecil, karena itu terkadang perilakunya sulit diatur. Kemudian aku yang beranjak dewasa, masa-masanya mudah terpengaruh, ingin mencoba hal-hal baru, dan menemukan jati diri. Dengan hangat kasih sayang ibu, beliau tak pernah mengeluh ataupun marah ketika menasihati kami. Semua anak-anak dibimbingnya dengan penuh kesabaran, dan kemuliaannya. Ibuku adalah wanita yang luar biasa berperan dalam hidupku.
Aku hanya ingin memikirkan kalian di setiap helaan nafasku, setiap aku berfikir mau dibawa kemana aku ini hidup selain kepada Pemilik Segala-galanya ini. Aku ingin kalian yang selalu ada di hatiku, bukan orang lain. Aku ingin menjadi anak yang baik. Kalianlah belahan jiwaku sesungguhnya.
Ya Allah munculkanlah namanya setiap aku mengharapkan cinta, munculkanlah bayangannya setiap aku mengharapkan belaian kasih sayang, ingatkanlah aku pada tegurannya ketika aku mulai berada pada jalur yang salah, ingatkanlah aku pada perjuangannya ketika semangatku mulai surut untuk menggapai mimpiku.
Baity Jannati
25 Ramadhan 1432 8:02 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar