Senin, 22 Agustus 2011

8/13/2011 10:13 PM

Inilah saatku tuk berhenti sejenak lupakan rasa itu. Memang sebenarnya tak begitu mudah untukku. Disamping banyak rekan-rekanku yang justru sudah terbuai dengan keindahan sebuah ikatan percintaan. Tersenyum-senyum sendiri, bahkan sampai mengeluarkan keringat dingin karena bertemu dengan pujaan hatinya. Aku sempat terikat sejenak dengan seseorang, itu menurutku, karena sikapku yang kurang tegas terhadapnya. Walau kami tidak terikat secara resmi. Tapi batinku lama-lama menggantungkan sebuah harapan yang tak jelas mengapa sebabnya. Aku tahu inilah cinta. Dia tahu aku mencintainya. Tapi ntah mengapa aku membiarkannya, walau dengan segala upaya aku berhati-hati agar tidak mencapai tahap zina hati. Ya Allah, aku hanya mengharapkan perlindunganMu dari segala godaan yang menjajali kehidupan remajaku yang begitu sulit di zaman sekarang ini. Aku mencoba mengeluarkan sedikit keberanianku untuk meluruskan pemikirannya yang masih menyimpang. Tapi mungkin hatiku sebenarnya sudah berhasil ia bawa pulang ke dalam istana hatinya. Sungguh aku terkepung dalam dilema ketika aku harus berhadapan dengan cinta. Sebenarnya sebagai muslimah sejati, tak sepantasnyalah merasa dilema karena pasti ia memilih untuk segera menuruti perintah Allah yang melarang mendekati zina dalam masalah percintaan. Bukan berarti aku seperti itu, aku hanya mudah terjebak dan mudah tumbuh pengharapan kepada lawan jenis yang sudah kukagumi. Aku sadar aku masih terlalu kecil untuk merasakan indahnya cinta terhadap lawan jenis yang sebenar-benarnya. Tapi apalah artinya kehidupan remaja tanpa cinta di hati, bisa ku katakan kehidupan remajanya kurang sempurna. Jadi, cinta itu pasti dapat datang menghampiri kapan saja, tak kenal waktu, siapa, mengapa. Ia datang membawa kesejukan dan kedamaian yang takkan terganti. Dan menjadi memori terindah dalam cerita hidup kita.

Sedikit mengutip puisi Kahlil Gibran, “Ikutilah cinta, walaupun jalannya sulit dan terjal”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar