Ingatkah tatkala sanubari kita tergoyah?
Ia terhempas badai rerumputan hina dalam senja.
Kau renungi aku romantis penuh suka
Aku percaya, dan malam pun mengukir ikrarmu,
Aku tahu, bahwa temaram embun yang merasuk
Menyejukkan relung kita berdua.
Ingatkah dirimu?
Kala rupa sang surya tak menyenangkanmu
Tak menebar cahaya di sudut-sudut kalbu penuh gulita
Kala rupa rembulan enggan sampaikanku
Rindu padamumu
Kala rupa pelangi tidak lagi lengkapi
Harmoni jiwa kita.
Ingatkah waktu itu?
Aku terhempas oleh mutiara dusta yang sekejap
Merintih tertatih tiada letih
Memohon, mengemis oleh rasa yang telah mati
Sanubariku perlahan-lahan kau tusuk
Cinta kian membusuk
Saat November paling membunuh.
Aku ingat 22 February.
Sudah, cukup saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar