Kesuraman sekilat tampar kau dan aku
Kau enggan memulai kenyataan
Malah kebingungan mencari celah untuk
Mengasihinya
Lebih sempurna, melampaui
Keberdayaanmu
Kau sapu aku selembut belai sayangmu
Kau bohong aku secekat rayuan pikatmu
Aku mengaku dalam kedengkian
Aku mengaku dalam kepasrahan
Bibit-bibit rindu semakin membunga
Bersama kelopak kembang matahari yang
Tak henti perhatikanmu
Kau adalah berbagai laksana
Bersama puisiku
Kedua bola yang tinggal dalam matamu
Ingin kutunangkan dengan milikku
Ingin kupandangi selamanya
Senja kita
Bilamana hendakku tak dibaikkan
Takdirlah, aku seorang pecinta
Aku bukan rusuk dalam dadamu
Ketahuilah,
Tuhan kan selalu ada dalam do’amu
Dan kekasih gelapmu
February 3, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar