Kamis, 17 Februari 2011

Jeritan Semenanjung Alami

Jeritan Semenanjung Alami




Semenanjung alami,

Membentang dari kutub utara ke selatan,

Ia bertunduk pada Illahinya,

Sejatinya tetap terjaga bersama

Sepoi angin dan tetesan embun,



Ada kala letih membesit aksi

Kehidupan yang tak jua menentramkannya,

Memendam cemburu tingkah

Manusia-manusia bulus,

Berbakat menyakiti limpah ruah

Harta bumi untuk dunia,

Berlomba-lomba akan tahta lahan

Untuk menanam akar keegoisan semata,

Tak hiraukan warna kelabu yang semakin

Nyata dalam pandangan,

Menghalangi nila menjelma dalam pelangi,

Sengat aromanya yang romantis,

Melenyapi setiap detik hidup

Bagi yang mengudara dengannya


.

Jerit semenanjung alam nian menusuk relung,

Kabar bulus berlanjut meledak bagai atom,

Kali ia tak dapat berbohong akan itu,

Pada kemarau dan hujan di musimnya

Deritanya kian menjaganya,

Namun ia sudah paham dari kisah

Moyang pahlawannya yang telah gugur

Berkelumit dengan makhluk paling sempurna

Berkuasa di pandang rendahnya Illahi.



Ia pun sudah paham dari balasan ibadahnya,

Bahwa Yang Maha Pencipta,

Tak sia-sia memberinya hidup

Walau 1 jam saja,



Semoga cukup sudah kali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar