Jeritan Semenanjung Alami
Semenanjung alami,
Membentang dari kutub utara ke selatan,
Ia bertunduk pada Illahinya,
Sejatinya tetap terjaga bersama
Sepoi angin dan tetesan embun,
Ada kala letih membesit aksi
Kehidupan yang tak jua menentramkannya,
Memendam cemburu tingkah
Manusia-manusia bulus,
Berbakat menyakiti limpah ruah
Harta bumi untuk dunia,
Berlomba-lomba akan tahta lahan
Untuk menanam akar keegoisan semata,
Tak hiraukan warna kelabu yang semakin
Nyata dalam pandangan,
Menghalangi nila menjelma dalam pelangi,
Sengat aromanya yang romantis,
Melenyapi setiap detik hidup
Bagi yang mengudara dengannya
.
Jerit semenanjung alam nian menusuk relung,
Kabar bulus berlanjut meledak bagai atom,
Kali ia tak dapat berbohong akan itu,
Pada kemarau dan hujan di musimnya
Deritanya kian menjaganya,
Namun ia sudah paham dari kisah
Moyang pahlawannya yang telah gugur
Berkelumit dengan makhluk paling sempurna
Berkuasa di pandang rendahnya Illahi.
Ia pun sudah paham dari balasan ibadahnya,
Bahwa Yang Maha Pencipta,
Tak sia-sia memberinya hidup
Walau 1 jam saja,
Semoga cukup sudah kali ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar