Bumi kian menyetan, Tuhanku
Tapak kakiku ini kekal milikMu
Kan meragu kian apa kelak
Kebinasaan umatMu hanyalah setitik kuasaMu
Dari hasanah dan shiraatal mustaqiim.
Malaikat jua iblis beradu tangguh
Saksikan jelata-jelata sang kafir
Menghidupkan puisi bak dusta
Pada Sang Maha Merajai.
Kurangkah Tuhan beri kau iblis dalam kalbumu?
Puaskah Tuhan belum jejali engkau pada jahanamNya?
Di setiap sel darahmu mengalir,
Tuhan telah menanti sujud hatimu
Malaikat Ridwan masih luluh hati
Untuk kau jajahi alamnya
Tujuh lapisan bumi masih sediakan permadani
Untuk kau berkisah
Lalu, apa yang kau endap-endapkan, wahai kafir?
Berkawan dengan bara api yang kian mengiblis
Ataukah surga yang masih kurang sudut-sudutnya
Bilamana, neraka tlah bersenandung
Bintang enggan menolak Tuhan genggam
Saat kaulah tenggelam dan mengelami
Amarah Sang Maha Penguasa Akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar