Senin, 28 April 2014

Dua Kali Ditolak Sekolah, Kini Alfa Merasa Cocok di Taruna Imani

 Ahmad Alfarisi Haslan (Alfa), putra kedua pasangan Bapak Hanan Wihasto, SE, MM dan Ibu Sapta Wulandari adalah seorang anak semi autis yang mengalami hambatan tumbuh kembang di masa kecilnya karena kondisi fisik dan gangguan perilakunya. Sejak Bapak Hanan menduduki jabatan sebagai Kepala Cabang Bank BTN Kantor Cabang Syariah Yogyakarta, Alfa yang dahulu sekolah di Bogor pun dicarikan sekolah yang sesuai untuk kondisi gangguan perilaku yang dialaminya. Setelah mendaftar dan menjalani tes masuk jenjang sekolah dasar di dua SD di wilayah Yogyakarta, dua kali juga Alfa ditolak dengan terang-terangan oleh SD yang bersangkutan tersebut. Namun kedua orang tua Alfa tidak patah semangat dan akhirnya mereka menemukan sekolah yang sesuai dengan kondisi sang buah hati, yaitu Taruna Imani. Bagaimana liku-liku kisah seorang anak semi autis yang sekarang duduk di bangku kelas 2 SD Taruna Imani ini. Ikuti wawancara tim redaksi Aulade dengan Bapak dan Ibu Hanan Wihasto di tempat kediamannya, Perum Nogotirto Elok II Blok D / 46 Gamping, Godean, Sleman berikut ini.

Tumbuh Kembang Alfa yang Terhambat
Alfa dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 November 1998. Alfa menjalani masa kecilnya sampai berumur 11 bulan di kota hujan tersebut. Karena bulan Oktober 1999 kami sekeluarga pindah ke Bandung. Masa kecil Alfa memang mengalami hambatan pada tumbuh kembangnya. Sejak umur 4 bulan ia mengalami penyempitan flek dan kurang lebih umur 10 bulan terdeteksi memiliki kelainan berupa gangguan jantung. Di usia 10 bulan itulah ia harus menjalani operasi di rumah sakit. Hambatan tumbuh kembangnya bukan itu saja. Umur 15 bulan yang seharusnya jika anak normal sudah bisa berjalan, Alfa justru lemah dan belum bisa apa-apa. Alfa belum menampakkan tanda-tanda untuk bisa berjalan. Akhirnya Alfa menjalani fisioterapi “jalan” di Bandung. Pada awalnya dia kalau berjalan kesot dan mundur tapi cepat sekali. Saat usia Alfa 27 bulan, Alfa baru bisa berdiri dan akhirnya dapat berjalan. Selain kemampuan motorik kasarnya terhambat, Alfa juga mengalami hambatan pada kemampuan berbicaranya. Sebenarnya Alfa sempat bisa berbicara sebelum berjalan, namun kemampuan berbicaranya menjadi hilang setelah ia bisa berjalan. Hal ini menyebabkan kami sekeluarga menjadi heran. Kemudian Alfa kami ikutkan untuk menjalani terapi wicara. Kurang lebih 1 tahun di Bandung, kami pindah lagi ke Bogor. Setelah menjalani berbagai macam terapi secara rutin di Bogor, Alfa mendapat surat rekomendasi yang menyatakan bahwa anak ini mampu untuk dimasukkan di sekolah umum. Karena mendapat amanah tugas dinas di Jogjakarta, tahun 2005 kami sekeluarga juga pindah ke Jogjakarta.

Dua Kali Ditolak Sekolah
Setelah menjalani terapi di Klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit Dr. Sardjito, Alfa di sarankan untuk masuk ke SD Negeri atau SD Umum. Sewaktu mendaftar di sebuah SD Negeri kami diterima oleh bapak-bapak. Tetapi begitu melihat Alfa kurang bisa berinteraksi dan tentunya pihak sekolah juga sudah menangkap bahwa Alfa termasuk anak yang berkebutuhan khusus, pihak sekolah langsung berkata : “Mohon maaf Pak, di sini kami menangani anak-anak yang normal saja sudah kewalahan. Kami tidak berani menerima putra Bapak, silahkan mencari sekolah lain saja.” Tetapi Alfa sempat dicoba bersekolah di SD tersebut selama beberapa hari. Setelah dicoba beberapa hari Alfa disarankan untuk pindah sekolah karena pihak sekolah tidak mampu menanganinya. Meskipun sedikit sudah bisa baca-tulis namun untuk sosialisasi masih sangat kurang. Kemudian Alfa kami daftarkan ke salah satu sekolah swasta di Jogja. Sewaktu dites, kertas dan bukunya dilemparinya dan begitu melihat sikap Alfa, gurunya sedikit tersinggung. Akhirnya Alfa pun tidak diterima di SD tersebut. Disela-sela kebingungan mencari sekolah yang dapat menerima Alfa apa adanya, akhirnya kami mendapat informasi bahwa Sekolah Islam Berbakat Taruna Imani mampu menangani anak-anak yang berkebutuhan khusus. Akhirnya kami memutuskan untuk memasukkan Alfa ke Taruna Imani.


Tertarik karena Ada Nuansa Islaminya
Ketika kami datang ke Taruna Imani, kami mendapat sambutan yang begitu mengesankan dan familyer. Kami juga tertarik karena seperti ada nuansa Islaminya. Guru-gurunya juga sangat familer. Selain itu, Taruna Imani bisa menerima anak-anak dengan kondisi apa adanya. Semakin hari kami semakin yakin dengan pelayanannya, terutama kedekatan guru kepada anak-anak didik, guru-gurunya memperlakukan anak-anak didik dengan penuh kasih sayang. Kami melihat metode pembelajarannya juga bagus dan menurut kami unik. Anak-anak bisa berbaur menjadi satu antara yang normal dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus. Pola dasar pendidikannya mengarah pada penerapan akhlaq dan budi perkerti yang diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Selain itu penanaman sifat jujur, amanah dan bertanggung jawab yang selalu di tekankan di sekolah.

Perkembangan Alfa Selama di Taruna Imani
Setelah beberapa minggu sekolah di Taruna Imani, Alfa banyak bercerita tentang teman-temannya di sekolah. Setiap kejadian yang ia ingat di sekolah, sampai di rumah ia ceritakan kepada kami sekeluarga. Hal ini berarti Alfa merasa senang sekolah di Taruna Imani. Alhamdulillah, setelah kurang lebih setengah semester sekolah di Taruna Imani Alfa mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari sikap dan perilaku dia yang telah menunjukkan banyak sekali kemajuan. Meskipun baru setengah semester, terus terang Alfa mulai teratur. Begitu pula dengan kedisiplinannya. Selain itu dia juga sudah bisa makan sendiri. Awalnya Alfa tidak suka makan, yang ia suka hanya biskuit. Tetapi sekarang makannya bervariasi karena di sekolah pun dia makannya berganti-ganti. Akhirnya sekarang dia mau makan jajanan pasar sekalipun.
Alfa menjadi senang masuk sekolah. Ia juga tertarik untuk bermain bersama teman-temannya. Alfa sekarang sudah mulai mengenal teman-temannya di sekolah. Bila pulang sekolah ia selalu cerita pengalaman barunya di sekolah, menyebutkan satu per satu nama-nama temannya di sekolah. Ketika berada di sekolah, Alfa juga sering menyapa siapa pun, menanyakan siapa namanya, baik teman-temannya maupun orang tua atau wali murid teman-temannya. Begitu pula ketika suasana pulang sekolah, apabila ada orang tua atau wali murid menjemput putra atau putrinya, Alfa akan bertanya dengan gayanya yang khas : “Mau menjemput siapa?” Kemudian ia akan memanggilkan nama si anak yang dijemput tersebut.
Dari segi akademik, Alfa juga sudah mulai bisa mengerjakan soal-soal perkalian. Waktu itu saya melihat sendiri akting dia waktu mengerjakan soal matematika. Tangannya mengarah di kepala sambil memegang pensil, kelihatannya dia sedang berpikir. Tak lama kemudian, dia memberi jawaban dan ternyata hasil jawabannya benar. Tandanya ia paham dan mengerti penyelesaian soal-soal tersebut.
Di rumah pun, Alfa mulai terlihat mandiri. Ketika mau dimandikan, Alfa selalu bilang :”Aku sudah mandiri, Bu......”. Kami juga terharu melihat Alfa ternyata bisa melipat bajunya sendiri. Biasanya kalau di rumah, ia hanya bisa membantu membuang sampah tetapi sekarang bisa membantu melipat baju.

Harapan untuk Taruna Imani
Terus terang kami belum menemukan kekurangan yang bersifat prinsip di Taruna Imani, hanya saja kami berharap semoga Taruna Imani segera memiliki gedung sendiri. Begitu pula dengan layanan antar jemputnya, semoga dapat ditambah. Kami juga berharap pendidikan di Taruna Imani bisa terus berlanjut, tidak hanya sampai di jenjang sekolah dasar saja, tetapi bisa berlanjut sampai ke jenjang-jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.


Sebagaimana dituturkan oleh keluarga Bapak Hanan Wihasto, SE
(Hasil wawancara dengan redaksi Bulletin “Aulade” :Taruna Imani)

Repost dari hananwihasto.blogspot.com

Tentang Akuisisi BTN

       Kabar heboh tentang akuisisi BTN sudah menggempar dua minggu terakhir ini, tidak hanya menghebohkan di media saja, tapi di rumahku juga. Dua minggu yang lalu ketika aku pulang ke rumah, dan kebetulan bapak juga pulang, beliau heboh bin setres (kayaknya) karena BTN tempat beliau mencari nafkah harus di akuisisi atau dibeli oleh perusahaan Bank Mandiri, alias nantinya BTN bakal dikuasai oleh Mandiri.
        Tanggal 21 April kemarin, seluruh karyawan BTN melakukan aksi demo di Bundaran HI Jakarta kepada menteri BUMN, pak Dahlan Iskan. Pro dan kontra yang luar biasa dari berbagai pihak pun mewarnai keputusan beliau ini. Sepemahamanku tujuan dari akuisisi ini sebenarnya untuk memperkuat struktur perbankan, sebab bank-bank di Indonesia jumlahnya relatif banyak namun yang memiliki struktur yang besar dan kuat tidak lebih dari 10 bank. BTN sebenarnya sudah memiliki struktur yang kuat karena dia satu-satunya bank yang fokus pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat menengah kebawah. Namun sumber daya pendanaan dan modal BTN masih sangat terbatas dan berada jauh dibawah Mandiri yang memiliki total aset 8x lipat lebih dari BTN.
 

        Tapi katanya juga keputusan ini mengandung unsur politik menjelang pilihan presiden 9 Juli nanti, ada pihak-pihak yang ingin menjatuhkan pak Dahlan Iskan yang diperkirakan beliau menjadi kandidat kuat dari Partai Demokrat.
         Yah, kalau bapakku bukan karyawan BTN mungkin aku menyutujui akuisisi tersebut, toh tujuannya baik dan jelas. Tapi Bapakku sudah bekerja di BTN selama 20 tahun. Dari BTN lah keluargaku bisa bertahan hidup, makan, sekolah. Walaupun bapak tidak mendirikan usaha, tapi beliau menanam saham di BTN. Berita akuisisi ini tidak begitu membuat beliau tertekan karena beliau sudah memiliki rencana untuk mendaftarkan diri menjadi dosen setelah pendidikan doktornya selesai, alhamdulillah saat ini beliau sudah sampai tahap menyusun desertasi.
       Dalam benakku jika akuisisi ini disetujui, seluruh karyawan BTN akan terkena PHK dan harus melakukan seleksi lagi untuk bisa menjadi karyawan di Bank Mandiri. Sedih sekali bukan? Tapi aku percaya rejeki manusia sudah diatur oleh Allah. Rejeki adikku, ibuku, aku, dan bapakku pasti sudah Allah jatah masing-masing. Semoga Allah meridhoi apapun segala keputusan yang akan terjadi.

MOTIVATION LETTER


 My name is Naila Faiza Rahmasita. I’m 19 years old. I’m a first year Management of Economics and Business Faculty student in Sebelas Maret University. Being interseted in AIESEC summer exchange, I’ve been visited Singapore and Malaysia when I was in last grade Senior High School for study banding in other senior high school over there. That so made me interest for go abroad again and exchange for several time.
          In summer exchange i want to choose social volunteering in Turkey. Why social volunteering? Beacuse I think I must be forced to learn about the people, culture, and languange. I want to learn how to keep a good interaction with foreign people, and give a benefit for them. I want to introduce about Indonesian culture such as I’ll use the kebaya clothes, I can playing guitar so I’ll sing an Indonesian with playing guitar, and I can saman dance so I’ll be perform it.
              Why I choose Turkey as my journey? Because I’m moslem, and Turkey is the only one Islamic Country that location in Europe. Turkey is one of the two countries which have lands both in Asia and Europe in the world. This characteristic enables Turkey to carry different cultures and world view. Turkey has a pluralist structure ranging from its architecture to music, food culture to literature.
   Turkey always has been in the center of the events which change the course of history and host civilizations affected humankind. Turkey considers that contributing to the peace of civilizations with its different colors is one of its primary purpose.
   I have two friends that received scholarship in University over Istanbul and Cannackale. I like their photo that they shared in their social media. Not only that, they too share about their feeling become a new student in abroad city, their life with their friends from various country, and their struggle when they must stand firm far away and missed their family.
I hope I not only imagine about stay in abroad, especially in Turkey. But I should be realize and make God, my family, and my friends proud of me. By Aiesec Summer Exchange program, I can reach my dream become true. Aamiin J

28 04 2014

Perempuan manapun pasti ingin disukai, disayangi, dan dicintai oleh laki-laki, seolah laki-laki itu tidak pernah mencintai perempuan selain dia” (Nabilah Aisya)

             Quotes yang aku temui di salah satu teman following di tumblrku itu makjleb-jleb banget. Karena itu “aku banget”. Wajarkah kalau aku merasakan seperti kalimat yang tertulis diatas? Aku menginginkan laki-laki yang menyukaiku adalah laki-laki yang tidak pernah menyukai perempuan lain melebihi rasa sukanya padaku. Ha...ha..ha.. Impossible dan susah ditemui kayaknya.

           Aku ini tipe perempuan yang ketika jatuh cinta kepada seorang laki-laki, pasti bakal kepo-kepo tentang dia termasuk masa lalunya. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Bukan maksud apa-apa sih, tapi itu sudah menjadi naluri tersendiri ketika lagi kagum sama oranglain. Tertarik dengan semua hal tentang dia. Bahkan kita tidak hanya sekedar jatuh cinta pada dirinya saja, tapi pada hobinya, pada keluarganya, pada tulisannya, dll.

             Kadang agak nyesek juga sih kalo pas jatuh cinta sama laki-laki yang dulunya pernah pacaran. Pernah bla bla bla sama perempuan lain. Oke aku gak mau lagi mempermasalahkan itu. Semua orang pasti bisa berubah dan khilaf dari kesalahan sebelumnya. Aku juga punya masa lalu yang buruk. Aku juga tidak ingin masa laluku dipermasalahkan dan diungkit-ungkit. Tapi kalau tentang cinta, memang sulit untuk dilupakan. Cyeileh hoekkk cuih!! :P

              Maka dari itu sekarang aku gak mau menuruti hawa nafsuku untuk berkomunikasi dengan orang yang aku suka. Salah satu cara yang paling akurat adalah dengan mengingat dia dengan perempuannya yang dulu. Ampuh banget lah bikin nyesek dan sakit. Tapi kalo tujuannya demi kebaikan, menjauhi dosa, dan memperbaiki diri gak papa kan? :’( Soalnya aku sebenernya sadar kalo jatuh cinta itu baiknya gak diumbar. Jadi lebih baik sakit hati sekarang daripada menyesal di masa depan gegara terlalu mengumbar cinta.

           Secara perempuan itu butuh kepastian, aku mau yang pasti-pasti aja. Dan sekarang aku hanya bisa berteman dulu dengan laki-laki yang aku kagumi. Tidak boleh sedikitpun kelihatan sedang jatuh cinta dengannya. Biarlah rasa itu ada dihati, hingga saatnya nanti waktu yang akan menentukan apakah dia harus hilang lenyap ditelan bumi atau tetap bertahan disini hingga halal untuk dimilki. Hahaha hoekk banget >.<

Rabu, 23 April 2014

Untuk Kamu.

Aku bukan perempuan yang rapi, kamar kosku pasti berantakan. Aku jarang membereskannya dan mengganti sprei kasur, begitu pula mencuci selimut dan korden. Sekedar membereskan buku-buku kuliah saja aku sering menundanya.

Aku bukan perempuan cantik, wajahku belang-belang dan jerawatan. Kadang bibirku terlihat pucat dan kering. Tubuhku kurus seperti lidi berjalan.

Aku bukan perempuan yang memiliki IQ tinggi. Aku tidak kritis. Pengetahuanku dangkal, dan rasa keingintahuanku rendah sehingga aku kerap acuh dengan isu kehidupan yang sedang marak diperbincangkan.

Aku belum menjadi perempuan sholihah. Muroja'ah dan amalan-amalan sunnah sering aku lewatkan. Seringkali niatku untuk datang ke kajian belum lurus karena aku hanya ingin mendapatkan makannya saja bukan ilmunya. Imanku pun mudah merosot, dan belum bisa istiqomah sepenuhnya.

Aku belum bisa memasak. Setiap hari aku selalu mampir di warung makan yang paling murah dekat kosku. Aku belum terampil mengupas, memotong, apalagi meracik bahan-bahan masakan.

Aku bukan perempuan yang bisa menjaga hati dan lisannya. Aku mudah cemburu, dan terpancing emosi. Aku pun tidak sabaran.

Aku belum menjadi perempuan yang ramah dengan anak kecil. Aku belum bisa menarik hati mereka, dan kelakuanku begitu kaku sehingga mereka enggan kepadaku.

Aku juga punya kebiasaan buruk yang belum bisa aku hilangkan, yaitu sendawa sembarangan dan latah.

Lalu disekian kekurangan yang belum selesai aku tuliskan, sebab apa kau mencintaiku?

Senin, 21 April 2014

Font

Suatu hari aku pernah menemukan sebuah foto seorang perempuan, dia berpose anggun sekali, membuatnya jadi terlihat manis. Foto itu jumlahnya ada enam, lalu kemudian diedit oleh seseorang menjadi satu. Di sebelah pojok foto itu ada tulisan yang sangat jelas menggambarkan perasaan betapa cintanya si pengedit kepada perempuan yang ada pada foto itu.

Aku tidak tahu siapa pengeditnya, aku hanya sedikit terkejut ketika si perempuan itu mempublish foto itu di media sosialnya
Aku tidak tahu siapa pengeditnya, aku malu untuk berusaha mencari tahu
Aku tidak tahu siapa pengeditnya, tapi tulisan di sebelah pojok itu sangat membuat aku kecewa berlarut-larut



Karena aku sudah tahu kini siapa pengeditnya
Karena font itu telah menjelaskannya
Sangat begitu jelas.

Kamis, 17 April 2014

Jika Istrimu Seorang Mahasiswi Manajemen

Pernahkah kau membayangkan bahwa istrimu yang masih muda ini adalah seorang mahasiswi manajemen? 
Istrimu hidup di dalam dunia yang berorientasi pada karier dengan jabatan dan materi yang tinggi. Ia kini berangan-angan memiliki pekerjaan yang mapan sesuai dengan bidang pendidikannya. Biaya kuliahnya yang bisa dibilang tidak murah menjadikannya ia harus bekerja untuk mendapatkan gaji sebesar total biaya kuliahnya. Tapi disela-sela kesibukannya membangun mimpinya, ia juga memikirkanmu. Ia ingin keadaan ekonomi ketika membangun rumah tangga denganmu menjadi mapan dan sejahtera. Ia ingin membantumu jika kau mengijinkannya bekerja. Dibalik lubuk hatinya yang paling dalam ia tak tega melihatmu yang bekerja sejak pagi hingga malam. Ia ingin kau bagi bebanmu dengannya. 
Kau pun tak perlu khawatir masalah pengelolaan uang. Ia bisa menjadi manajermu yang terbaik, bahkan mengalahkan manajer di kantormu. Ia bisa menjadi bawahanmu, ia bisa menjadi temanmu untuk berdiskusi, dan ia bisa menjadi pendampingmu yang paling kau cintai.
Tapi semua terserah padamu. Ia menyerahkan semua keputusan ada padamu. Apabila kau melarangnya untuk bekerja, berikanlah alasan yang halus agar hatinya tak rapuh, beri dia kekuatan baru untuk lebih semangat membangun mimpi baru dengan ridhomu sebagai suaminya. Karena surga seorang istri ada pada suaminya, ia percaya itu.
Bantu pula ia meyakinkan ayahnya yang juga mertuamu, beliau sangat menginginkan putri pertamanya itu bekerja di perusahaan keuangan. Yakinkanlah beliau bahwa kau mampu menghidupi istri dan anak-anakmu kelak dengan bekerja seorang diri.
Sebisa mungkin ia dapat mengimbangi apapun pekerjaanmu. Dia menyukai banyak hal yang mungkin salah satunya ada sebagian yang berkaitan denganmu.
Kau pasti takkan menyesal memilih istri seorang lulusan sarjana ekonomi, karena sudah kodratnya dia mengurus keuangan dalam keluarga ini. Sudah menjadi kewajibannya untuk membuat catatan tentang pengeluaran tiap bulan dan menyetabilkan keadaan keuangan agar tidak terjadi pemborosan. Ia juga pasti akan mengingatkanmu untuk menyisihkan gajimu agar disedekahkan kepada yang berhak agar rejekimu terus mengalir dan diridhoi Allah.


Rabu, 16 April 2014

New life (maybe)

This is my new life... Bersama BPPI semua mimpi-mimpiku bisa terwujud satu persatu. Aku mulai memperbaiki diri, menjadi bermanfaat buat oranglain, dan memanfaatkan waktuku menjadi produktif di setiap harinya. Terimakasih untuk Allah SWT yang telah mempertemukan aku dengan lingkungan yang mendukungku menuju ridhoMu, terimakasih atas orang-orang disekelilingku yang selalu mengingatkanku padaMu. Semoga aku dapat terus istiqomah dan menjadi salah satu umatMu yang taat. 




Selasa, 15 April 2014

Bersabarlah...

Bersabarlah saudariku...
Saat kau menjaga pandanganmu
Calon suamimu (kelak) pun tengah berusaha menjaga pandangannya dari yang tidak halal baginya

Bersabarlah...
Kosongkan singgasana hatimu hanya untuk insan yang dipilihNya
Sebagai penggenap agamamu
Sebagaimana dia mengosongkan singgasananya hanya untuk dirimu

Insya Allah...