Malamku gundah, bertabur hujan dan penuh cerita.
Ketika aku harus dibangunkan oleh gundahku karena menghadapi detik-detik jelang kepergianmu, aku segera berdoa untukmu, berharap engkau masih dapat membaca do’a yang ku kirim padamu. Namun rupanya, kau sudah pergi, beranjak ke pintu mimpimu.
Aku ingat pesan singkat terakhirmu, sungguh sulit untuk mengingatnya kalau ku tahu itulah pesan terakhir sebelum kau pergi.
Aku ingat kapan kita pertama jumpa
Aku ingat kapan kita pertama kenal
Aku ingat kapan kita pertama bicara
Aku ingat kata-katamu saat awal jumpa
Aku ingat kapan kita pertama sms
Aku ingat kapan kita duduk bersama
Aku ingat arti namamu
Aku ingat kapan engkau mengeluh pada malam itu
Aku ingat kapan engkau memuji pada siang itu
Aku ingat kapan engkau memancingku tuk cerita
Aku ingat kapan aku terkejut oleh ulahmu
Aku ingat kapan detik-detik jatuh cinta itu
Aku ingat kapan gundah gulanamu
Aku ingat kapan kita bergurau di dalam bus
Aku ingat kapan kita bergurau dibawah langit
Aku ingat ekspresi wajahmu saat apapun
Aku tahu kau dapat menebakku
Aku ingat suara lengkingmu
Aku ingat kapan kau temani sepi malam itu
Aku ingat kapan kau kesal padaku
Aku ingat kapan kau membuatku hancur
Aku ingat kapan kau minta maaf
Aku ingat kapan kau menghiburku
Aku ingat kapan semangatmu
Aku ingat kapan ingkarmu
Aku ingat kapan kau dipuja
Aku ingat kapan kau tampak khusyuk
Aku ingat kapan kau ceria dengan yang lain
Aku ingat puisimu tentangku
Aku tahu kau pernah melihatku menangis
Aku ingat kapan pertama kali kau lantunkan lagu itu
Aku tak bisa lupakan pesan rahasiamu
Aku ingat terakhir kali kita bersenandung bersama
Aku ingat terkahir kali kita bicara
Aku ingat terakhir kali kita bergurau
Aku ingat kata-katamu saat di telepon
Aku ingat doamu untukku
. 8 April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar