Sabtu, 09 April 2011

Beginilah.

Malamku gundah, bertabur hujan dan penuh cerita.

Ketika aku harus dibangunkan oleh gundahku karena menghadapi detik-detik jelang kepergianmu, aku segera berdoa untukmu, berharap engkau masih dapat membaca do’a yang ku kirim padamu. Namun rupanya, kau sudah pergi, beranjak ke pintu mimpimu.

Aku ingat pesan singkat terakhirmu, sungguh sulit untuk mengingatnya kalau ku tahu itulah pesan terakhir sebelum kau pergi.

Aku ingat kapan kita pertama jumpa

Aku ingat kapan kita pertama kenal

Aku ingat kapan kita pertama bicara

Aku ingat kata-katamu saat awal jumpa

Aku ingat kapan kita pertama sms

Aku ingat kapan kita duduk bersama

Aku ingat arti namamu

Aku ingat kapan engkau mengeluh pada malam itu

Aku ingat kapan engkau memuji pada siang itu

Aku ingat kapan engkau memancingku tuk cerita

Aku ingat kapan aku terkejut oleh ulahmu

Aku ingat kapan detik-detik jatuh cinta itu

Aku ingat kapan gundah gulanamu

Aku ingat kapan kita bergurau di dalam bus

Aku ingat kapan kita bergurau dibawah langit

Aku ingat ekspresi wajahmu saat apapun

Aku tahu kau dapat menebakku

Aku ingat suara lengkingmu

Aku ingat kapan kau temani sepi malam itu

Aku ingat kapan kau kesal padaku

Aku ingat kapan kau membuatku hancur

Aku ingat kapan kau minta maaf

Aku ingat kapan kau menghiburku

Aku ingat kapan semangatmu

Aku ingat kapan ingkarmu

Aku ingat kapan kau dipuja

Aku ingat kapan kau tampak khusyuk

Aku ingat kapan kau ceria dengan yang lain

Aku ingat puisimu tentangku

Aku tahu kau pernah melihatku menangis

Aku ingat kapan pertama kali kau lantunkan lagu itu

Aku tak bisa lupakan pesan rahasiamu

Aku ingat terakhir kali kita bersenandung bersama

Aku ingat terkahir kali kita bicara

Aku ingat terakhir kali kita bergurau

Aku ingat kata-katamu saat di telepon

Aku ingat doamu untukku

. 8 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar