Rabu, 13 Oktober 2010

Kumpulan KATA MUTIARA dari buku STREET WISDOM

  • Jika kita renungkan ulang, perintah pertama untuk manusia di dalam Al-Quran itu bukan “Bersekolah!”, tetapi, “Bacalah!” (Iqra!), yang pegertiannya ternyata luas sekali.
  • Hikmah itu ibarat permata seorang mukmin yang hilang. Dimanapun kita menemukannya, kita diminta untuk mengamblmya. Bahkan sekalipun itu muncul dari kalangan umat non Mukmin.
  • Munculnya kesadaran-diri yang sudah sedemikian klimaks dari proses yang panjang itulah yang disebut defining moment. Banyak remaja yang menemukan defining moment-nya setelah diolokolok orang, dipukul oleh kawannya, atau diputus cintanya.
  • 90% umat manusia di dunia ini gagal merealisasikan gagasannya karena mereka menyadari sebagai akibat, bukan sebagai penyebab.
  • Gunakan 80% pikiranmu untuk memikirkan solusi, dan sisanya yang 20% untuk memikirkan masalah.
  • Proses perubahan itu umumnya mengalami 3 fase, yaitu Mencairkan kebekuan (unfreeze), Mengubah yang sudah cair itu (freeze), Membekukan hasil perubahan (refreeze).
  • Semua orang mempunyai kehendak untuk berprestasi, tetapi praktinya hanya sedikit yang mampu melawan keinginannya untuk bermalas-malasan, berpikir negatif, atau sejenisnya.
5 Kunci Perubahan Diri:
1. Kehendak yang kuat (wish)
Kehendak yang kuat akan membuat seseorang sanggup melakukan aktualisasi-diri, realisasi ide, koreksi diri, meakukan kalkulasi psikologis, atau menginsafi apa yang dilakukan dan apa yang sedang dialami.
2. Persyaratan, kualifikasi, atau penilaian-diri (requirement)
3. Tujuan atau sasaran (goal)
4. Menaati aturan (regulation)
5. Evaluasi konstruktif

  • Pikiran orang-orang besar dipenuhi oleh sasaran-sasaran yang jelas, sementara pikiran orang-orang biasa hanya dipenuhi oleh keinginan-keinginan dan kehendak.
Supaya kita tidak terjebak pada khayalan belaka, konsep manajemen sudah mengajarkan kita bagaimana membuat sasaran, yang akrab kita kenal dengan formula SMART, yang merupakan singkatan dari:
S= Specific (Jelas). Sasaran harus berupa objek yang jelas, utuh, dan tunggal.
M= Measurable (Terukur). Sasaran harus berupa objek yang dapat mengukur pencapaian sasaran tersebut. Misalanya jika kita ingin menjadi orang terhormat, ukuran fisiknya adalah derajat, posisi, jabatan, atau keahlian.
A=Achievable (Bisa dicapai). Sasaran harus berupa ojek yang secara akal bisa dicapai oleh kemampuan kita.
R=Relevant (Berkaitan). Sasaran berupa objek yang kira-kira kalau sasaran itu kita capai maka nilainya sangat tinggi.
T= Timely (Waktu). Sasaran berupa objek yang proses pencapaiannya jelas atau dapat dijelaskan tahapnya.
  • Kunci kebahagiaan itu justru ada pada keseimbangan dalam mengelola hasrat materi, hasrat spiritual, dan hasrat sosial.
Sila-sila dalam Pancasila Kegagalan, antara lain:
1. Kegagalan itu sebab-sebabnya tidak dapat dihitung dengan jari. Usaha kita bisa gagal karena ulah kita sendiri, ulah orang lain atau ‘ULAH’ prubahan yang variabelnya banyak.
2. Kegagalan merupakan akibat dari usaha kita yang bisa kita pilih.
3. Kegagalan menimpa seluruh umat manusia.
4. Kegagalan adalah materi yang menawarkan petunjuk dan kesempatan.
5. Kegagalan yang menimpa pada hakikatnya tidak menentukan nasib langkah kita.
  • Model sikap mental yang climbing itu disbut dengan kegagalan maju, sebagai padanan dari kegagalan mundur.
Ciri-ciri Kegagalan Maju:
1. Mereka merebut tanggung jawab.
2. Mereka mengambil pelajaran dari kesalahan/ masalah.
3. Mereka memiliki pemahaman hidup bahwa kegagalan adalah bagian dari langkah maju.
4. Mereka mempertahankan sikap positif yang membangun.
5. Mereka melawan asumsi kuno yang menyesatkan tentang kegagalan.
6. Mereka mengambil resiko baru (melakukan lagi dan terus melakukan).
7. Mereka memiliki pemahaman bahwa sesuatu yang tidak bekerja menurut yang semestinya ketika terjadi konsekuensi yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.’mereka memiliki daya tahan yang bagus.
  • Sebaik-baik kekayaan adalah akal, seburuk-buruk kefakiran adalah kebodohan, sejelek-jelek kedengkian adalah kesombongan, dan seagung-agung perbuatan adalah akhlak mulia.
  • Perubahan adalah sebuah kreasi. Rumus dari kreasi itu adalah fungsi dari prinsip dan proses.
  • Pertanyaan yang dapat memantik kekreativitas,”So, what?” dan “What next?”
  • Hidup ini adalah kebebasan memilih, kata nasihat orang-orang tua yang sering kita dengar. Cuma, yang tidak bebas kita pilih adalah akibat dari pilihan kita.
  • Prioritas ini bukan sekedar penting, tetapi penting dan mendesak
  • Jangan hanya sibuk, tapi pikirkan juga apa tujuan dari kesibukan anda.
  • Kebahagiaan itu bukan tujuan, tapi lebih merupakan sesuatu yang kita ciptakan.
Jurus Menciptakan Kebahagiaan Diri:
1. Berpikir positif dan bersyukurlah.
2. Biarkan apa yang sudah terjadi.
3. Gunakan hari seoptimal mungkin.
4. Jangan terlalu memikirkan masa depan.
5. Berjasalah tapi jangan meminta jasa.
6. Taburkanlah kebaikan kepada oranglain dari apa yang sanggup anda lakukan.
7. Hindari perasaan hampa dalam hidup.
8. Positifkan pemahaman anda tentang takdir.
9. Yakinlah bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan sekaligus pelajaran.
10. Berdo’lah dan mendekatlah kepada Tuhan.
11. Lakukan introspeksi diri lalu temukan ide dan gagasan positif.
12. Kuatkan iman.
13. Bukalah percakapan yang positif dan inspiratif dengan orang-orang yang anda kenal.
14. Bersihkan hati dari sifat iri dan dengki.
15. Hadapilah hidup ini serealistis mungkin, tapi anda tetap dapat memunculkan gagasan untuk perbaikan.
16. Bertawakallah dengan cara yang benar.
17. Tingkatkan kesabaran dalam menghadapi musibah, menjalani perintah, dan dalam godaan-godaan yang mendorong langkah anda untuk menyimpang.
18. Legalah dengan apa yang diberikan Allah kepada anda supaya menjadi orang yang kaya jiwa.
19. Hindari hal-hal yang ekstrem. Bersedihlahlah tapi jangan terlalu bersedih, bergembiralah tetapi jangan terlalu gembira, dan bekerja keraslah tetapi jangan berlebihan.
20. Temukan lahan perjuangan dalam hidup anda.
21. Menjalankan silaturrahim yang membawa berkah.
  • Ilmuwan terbesar abad ke-20 Albert Einstein menyimpulkan bahwa karya yang bagus tidak lahir dari tangan seseorang yang hatinya sedang gundah.
  • Namun begitu, keseimbangan juga merupakan sebuah proses. Tidak ada orang yang mampu mencapai hasil keseimbangan hidup pada batas yang sudah final.
  • Kedengkian adalah sumber kejahatan yang pertama kali ada di dunia dan di akhirat.
  • Membuang isi jiwa yang negatif itu terkadang jauh lebih dibutuhkan ketimbang mengisinya dengan muatan yang positif.
  • Kekurangan memang itu kekurangan, tetapi mengetahui kekurangan kita dan bagaimana memperbaikinya adalah kelebihan.
  • Dengan ketakwaan maka yang akan kita dapatkan adalah keahlian dan kesalehan.
  • Perubahan fundamental pada seseorang tidak bisa dilakukan hanya dengan dirinya sendiri. Dalam artian, orang lain yang baik, yang baik juga buat kita.
  • 80% orang yang kinerjanya bagus memiliki EQ yang bagus. Dan hanya 20% orang yang kinerjanya rendah memiliki EQ yang bagus.
  • Sinergi bukan berarti menyatukan 2 persamaan. Sinergi adalah kerja sama dan menyatukan perbedaan, bukan sama-sama kerja.
  • Kelemahan dalam konsep sinergi, sebetulnya adalah petunjuk agar kita tidak sombong atau tetap butuh bekerja sama dengan oranglain.
  • Jika orang yang kita temui itu sama, maka dalam 5 tahun ke depan kemungkinan besar nasib kita juga masih sama.
  • Ada orang yang kinerjanya rendah, menengah, tinggi, atau luar biasa. Perbedaan ini salah satunya disebabkan oleh apakah orang itu sudah melakukan sesuatu berdasarkan keunikannya atau tidak.
  • Pandangan yang rigid juga suka menipu. Sebuah konsep yang sepertinya sudah benar seluruhnya, padahal kebenarannya baru sebagiannya.
Beberapa langkah, sikap, dan pemikiran untuk mewujudkan keunggulan:
1. Membaca.
2. Mendengar.
3. Menulis.
4. Melakukan sesuatu.
5. Menghayati.
6. Biasakan untuk memuji dan hindari merendahkan orang lain.
7. Terima pujian dari orang lain dengan ucapan terima kasih.
  • Materi memang penting, apalagi dalam hal berbisnis. Tapi hendaknya kita tetap memikirkan untung dari hubungan baik (konco)
  • Janganlah berhenti pada perbedaan atau bencana yang melanda, tapi sampailah kepada rahmat-Nya, karena dibalik perbedaan dan bencana itu ada “rahmat-Nya”.
  • Dukungan, keikutsertaan, atau penolakan dari orang lain itu terkait dengan tingkat kepercayaan mereka.
  • Lebih moral tapi kurang keahlian seringkali membuat kepercayaan orang lain kurang optimal.
  • Logika materialistis selalu gagal melihat hidup lebih mendalam sehingga membuat orang mudah ketakutan, sangat individualis, dan sempit dadanya dalan melihat kenyataan.
  • Untuk menjadi orang yang bermental memberi itu perlu latihan, paksaan, dan pembiasaan.
  • Ambisi bisa menghalakan segala cara, bisa membuat kita bernasib seperti orang yang kehausan di tengah lautan yang tidak pernah puas dengan yang ada.
  • Nasib kita tidak ditentukan oleh keberuntungan, tetapi oleh keputusan.
  • Mengembangkan atau menghidupkan berbagai motivasi plus itulah yang membuat kita dapat menjaga kemajuan, keseimbangan, dan keharmonisan hidup kita.
  • Orang lemah tidak pernah bisa memaafkan karena memberi maaf hanya dapat dilakukan oleh orang yang kuat.
  • Jika kita menyadari sebagai hamba terus, ini akan melemahkan. Tapi kalau sebagai khalifah, akan membuat sifat sombong.Nasib kita 100% karena usaha, dan 100% karena rahmat Allah.Kita sering mendengar nasihat orang bijak, sebesar keinsafanmu sebesar itu pula keberuntunganmu.
  • Perjuangan itulah yang mengantarkan kita untuk meraih hidup bermakna.
  • Ketika kita mulai bisa menerima keadaan diri kita itulah yang dapat membuat kita mulai mampu mengubah diri.
  • Kalau kita gagal membedakan mana yang penting dan mana yang mendesak, maka lama kelamaan hidup kita akan dipenuhi desakan.
  • Konsentrasi kehidupan yang terlalu ekstrim ke pinggiran dapat membuat kita kehilangan keseimbanga dan keharmonisan.
  • Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka. Namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup itu terlalu lama. Hingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka.

Sabtu, 09 Oktober 2010

NOTHING....

“akhirnya kini aku mengerti semua yang ada di fikiranmu slama ini, kau hanya ingin permainkan perasaanku, tak ada hati, tak ada cinta”

Itulah secuplik lirik lagu d’massiv yang berjudul “Apa Salahku”..

Mungkin itulah lagu yang menggambarkan perasaanku saat ini.

Aku patah hati,

Aku kecewa,

Aku marah,

Patah hati. Disebabkan karena aku terlalu ber-asa ria dengan imajiku yang seharusnya tidak dapat direalitakan untuk saat ini. Berlebihan menanggapi sesuatu yang cukup rumit untuk dipahami sehingga pemahamanku salah, melenceng dari mata turun ke hati. Gejolak jiwaku tak mampu melawan derap-derap hati yang mengantarkanku pada harapan akan kesempurnaan sesuatu yang belum jelas akan adanya. Aku tidak ingin serpihan hatiku merajai otakku yang telah dipenuhi oleh angan masa depanku yang jauh lebih indah, smoga semangat jiwaku takkan rapuh meski hatiku sedang tidak lagi utuh.

Kecewa. Ini lain dari patah hati. Aku kecewa pada diriku sendiri. Aku lah penyebab utama dari semua kesalahan-kesalahan ini. Ulahku ternyata salah, salah besar. Aku terlalu cepat melangkah dan mengambil keputusan. Selama ini, apa yang ingin kulakukan ternyata akan menimbulkan kesalahan yang lebih fatal lagi. Kekecewaanku adalah hasil dari dosa kalbuku.

Marah.Ya benar aku marah. Ntah aku marah pada siapa. Mungkin aku marah bukan pada diriku sendiri. Aku mencoba untuk minta maaf pada diriku dan selain diriku.Semoga kelak kita dapat belajar dari ini semua dan menemukan sesuatu yang lebih baik pastinya.

“Bila gundahpun tak menhilang, hentikan dulu dayung kita, bila kau ingin lupakan aku, ku tak tahu apalah daya.....”
The rain-Dengar Bisikku

Jumat, 08 Oktober 2010

RAIH KEBAHAGIAAN HIDUP DUNIA AKHIRAT

Judul : Street Wisdom
Penulis : Sudjarwo Marsoem
Penerbit : Rene Publisher
Cetakan : Pertama, Februari 2010
Tebal : 264 Halaman

Street Wisdom (Kebijaksanaan atau Kearifan Jalanan) merupakan buku yang ditulis oleh Sang Pembelajar Jalanan, Sudjarwo Marsoem. Beliau sebagai penulis merangkaikan berbagai hikmah dari pengalaman hidupnya sendiri maupun oranglain. Hikmah yang ia ambil adalah untuk menjadi cahaya jalan kebahagiaan hidup dunia-akhirat. Dari mulai bagaimana menghayati sesuatu sebagai kesadaran diri untuk terus berubah, terus bertekad untuk mendaki, sampai ke bagaimana kita berpasrah diri.
Tidak ada permasalahan hidup yang tidak dapat dipecahkan. Yakinlah, dalam menjalani kehidupan pasti akan berubah kearah yang lebih baik. Dalam buku ini penulis berusaha seoptimal mungkin untuk memberikan motivasi dan semangat untuk pembaca dalam mengarungi hidup yang penuh liku. Penulis membagi isi buku ini terdiri dari 3 bagian, yaitu Transformasi Diri, Bermuamalah Dan Bersinergi, dan Hanya Menjadi Sumber Cahaya.
Buku ini memiliki kelebihan dan keunikan tersendiri. Penulis kali ini sangat memperlihatkan sifat kereligiusannya dalam penulisan ini. Disetiap isi dari sub babnya, ia mengutip ayat-ayat Al-Qur’an maupun Hadist guna menekankan argumennya, dan sebagai penggugah pembaca agar dapat berpandai-pandai dalam bersikap dan memilih keputusan sehingga mendapat ketenangan lahir dan batin.
Menggunakan bahasa yang cukup jelas dan mudah dipahami membuat pembaca dapat dengan cepat meresapi pesan-pesan yang disampaikan oleh penulis. Buku ini bersifat universal, artinya untuk semua kalangan pembaca dari berbagai usia. Khususnya bagi pembaca yang sedang mencari keteguhan motivasi dalam hatinya.
Biasanya, buku-buku bertema motivasi menggunakan bahasa yang sukar dipahami, dan harus membutuhkan pengetahuan bahasa yang cukup tinggi, begitu pula ketebalan halamannya yang menimbulkan keengganan untuk membaca dan mendalaminya lebih jauh. Agaknya hal tersebut tidak ditemukan dalam buku ini. Artinya, tidak ada kekurangan yang begitu mengganggu dalam proses pemahaman membaca.
Street Wisdom memberikan penjelasan-penjelasan atas permasalahan yang biasa dihadapi oleh kalangan manusia. Kurangnya motivasi, ketakwaan, dan kesadaran diri menjadi penghambat utama manusia untuk melangkah ke depan. Dengan dicantumkannya secuplik ayat Al-Quran dan hadist membuat pembaca akan lebih meyakini kebenaran perbuatannya dalam bermu’amalah, memperkuat aqidah dan benteng hati serta prinsip hidup dalam menyikapi segala permasalahan. Alur dalam berpikirnya pun akan menjadi terarah untuk meraih kesenangan dunia maupun akhirat.