Sebenarnya aku tidak mau membahas ini. Tapi bagaimanapun juga aku tidak bisa memendamnya sendirian. Cye'ellaaahhhh... (>.<)
Bulan ini adalah bulan k-9 aku berkecimpung dalam salah satu organisasi di sekolahku. Organisasi yang kuikuti ini memiliki tantangan yang cukup berat karena anggotanya hanya 9 orang 3 diantaranya laki-laki, dan lainnya perempuan termasuk aku.
Sebelum aku mengikuti organisasi ini atau bisa dibilang lebih tepatnya aku sudah berada di posisi nominasi calon siswa yang akan masuk dalam organisasi ini, aku mendengar rumor beberapa kakak angkatan organisasi ini terjebak cinlok alias cinta lokasi. Bahkan diantara 9 orang itu yang cinlok ada 2 pasang, jadi yang terlibat ada 4 orang. Apakah bisa profesional ya??? hmm.. Yang aku tau kalau sudah perasaan itu muncul dan turut bermain dalam emosi, pasti akan berpengaruh pada kinerja dalam organisasi. Apalagi kalau keduanya sedang ada masalah, lalu tiba-tiba harus dipaksa bekerja sama dalam organisasi, pasti hasilnya kurang maksimal karena remaja masih cenderung mementingkan ego, juga emosi yang labil. Aku sangat takut akan hal itu. Wong jatuh cinta sama temen sekelas aja rasanya membuat ruang gerakku semakin sempit, apalagi kalau jatuh cinta sama teman se-organisasi yang cuma ada 9 orang. hehee
Awalnya aku yakin kalau aku dan 8 temanku tidak akan ada yang terjebak cinta lokasi, karena 2 dari 3 teman laki-laki organisasiku sudah resmi memiliki pacar, dan pacarnya juga hanya teman sekelas mereka sendiri. Kalau temanku yang satu, saat itu ia sedang dalam posisi PDKT dengan adik kelas. So, menurutku kecil sekali kemungkinan kalau ada yang cinlok. Hehee
Namun ternyata takdir berkata lain. Seringnya bertemu, meningkatnya intensitas dalam interaksi, berbaur dalam polah canda dan tawa, saling berbagi dalam ceria dan tangis, bersama menghadapi konflik yang melemahkan semangat kami, bersama memperbaiki kesalahan, dan sebagainya membuat rasa simpati itu muncul dalam hati kami. Aku mengakui mereka telah menjadi keluarga kedua bagiku. Aku menyayangi mereka layaknya sahabat. Sahabat seperti keluarga yang tak pernah meninggalkan.
Suatu hari aku menemukan salah satu teman laki-laki yang satu organisasi denganku itu menjauh dariku. Menjawab sms singkat sekali, kalau bertemu tatapannya aneh sekali, sampai-sampai dia tega membuang muka. Aku bingung mengapa tiba-tiba ia seperti itu. Tapi tidak begitu aku hiraukan, aku tetap mengajaknya bicara, walaupun dalam hati kecilku aku bertanya-tanya mengapa ia begitu.
Tiba saatnya pada suatu malam ia meyapaku lewat sms. Jujur aku sangat senang karena itu berarti pertanda bahwa dia memang tidak marah denganku. Ia memulai pembicaraan seperti layaknya biasa. Lalu aku berinisiatif untuk minta maaf dan bertanya atas perubahan sikapnya. Tapi ia mengelak, ia malah balik bertanya mengapa aku minta maaf.
Pikiranku tidak begitu melayang jauh, yang aku perkirakan dia hanya kelelahan saja menghadapi problema dalam urusan organisasi ataupun yang lain yang aku tidak ketahui. Aku sedikit banyak tahu tentang dia. Dia memang orang yang bijak, tapi belum bisa mengontrol emosinya dengan baik.
Dia ingin jujur tentang sesuatu padaku. Ya, mungkin aku bisa menebaknya untuk kesekian kali. Kalau tidak ia menceritakan keputusannya untuk pindah sekolah, ya mungkin dia akan mundur dari organisasi. Aku bisa menebak seperti itu karena dia pernah bercerita padaku begitu. Aku sebal sekali kalau dia seperti itu!!! Bukannya berusaha menghadapi bersama-sama, malah dia seenaknya memutuskan untuk pergi sendiri menginggalkan aku dan teman-teman lainnya. Sungguh egois sekali ia...
Tapi ternyata bukan itu... Bukan masalah organisasi... Bukan keluh kesahnya yang seperti biasa...
Ia menyatakan perasaannya denganku, ia merendahkan dirinya seolah ia tidak pantas untukku, ia membandingkan dirinya dengan temanku yang juga dulu suka padaku tapi posisinya ia yang rendah. Aku tidak suka ia seperti itu.
Malam itu rasanya mencekam sekali. Rasanya ada yang menusukku. Aku merasa ulu hatiku nyeri seketika. Aku mempercayainya sebagai teman laki-lakiku yang hebat. Aku menyayanginya seperti sahabat, sama seperti aku menyayangi lainnya. Aku berbagi kisah dengannya bukan karena dia yang paling istimewa, karena aku percaya ia menyimpan kisahku sama seperti ia menyimpan kisah teman-teman padanya. Tapi seolah semuanya hancur. Ternyata ia tidak sama denganku. Dia menganggapku berbeda. Namun aku berharap setelah ini ia masih mau menjadi temanku, dan aku pun begitu.
Setelah peristiwa malam itu, aku jadi canggung bertemu dengannya, juga kekasihnya. Ya, dia sudah punya pacar. Membuatku semakin sakit. Sakit merasakan pengkhianatannya kepada pacarnya. Aku tidak biasa dengan mereka.
Lambat laun suasana mencair dan berjalan seperti biasa. Aku dan dia kembali berteman seperti biasa, walaupun ada sedikit kecanggungan, tapi segera ku tepis jauh-jauh. Malah saking biasanya, dia sudah mulai menjahiliku dengan menjitak kepalaku dan menginjak sepatuku. Tapi tidak hanya aku yang diperlakukan seperti itu, teman-temanku yang lain juga sama. Aku senang sekali kalau diantara kita tidak terikat pada perasaan. Aku lebih menikmati suasana pertemanan yang jauh lebih indah dan awet tentunya.
Tapi beberapa hari yang lalu, masalah itu muncul kembali ke permukaan. Dia menceritakan bahwa ia telah menyatakan perasaannya padaku kepada salah satu teman perempuan yang juga satu organisasi dengan kami. Teman perempuanku inilah yang dijadikannya sebagai tempat curhat akhir-akhir ini, dan dengannyalah ia lebih terbuka tentang perasaannya padaku. Ia mencintaiku.
Ntah mengapa terbesit rasa harap dan senang dalam hatiku ketika aku mendengarkan cerita teman perempuanku itu. Walaupun aku kagetnya luar biasa karena si dia berani sekali cerita hal itu kepada oranglain. Satu hal yang membuatku terkejut, ternyata teman perempuanku ini sudah mencium bau-bau aneh ini sejak lama, padahal aku sendiri tidak menciumnya. (lhooo???)
Hari pun berlalu, aku jadi tidak berani menatapnya. Ya, aku takut melihatnya, memandang wajahnya ketika aku bicara dengannya. Ada yang mulai aneh dari diriku. Rasa canggungku mulai berkelebatan lagi saat bersamanya.
Ya Allah, aku tidak ingin perasaan ini berlanjut lama. Selain ia juga memiliki kekasih. Aku pun sudah memiliki cinta yang lain.....


